Krjogja.com - YOGYA — Kemenangan PSIM Yogyakarta atas tim mewah Dewa United 2-0 Stadion Sultan Agung Bantul masih menjadi perbincangan, mengingat kemenangan tersebut perdana di kendang sendiri. Segala sesuatu, termasuk peristiwa di balik layar menjadi perbincangan menarik dalam Podcast Njaban Garis Kedaulatan Rakyat TV, Kamis (23/10/2025), bersama wartawan senior KR Primaswolo Sudjono atau Pak Djon dengan mantan pemain PSIM Yogyakarta dan Timnas yang juga wartawan Krjogja.com, FX Harminanto (Harmin).
Kemenangan ini terasa istimewa karena datang setelah kekalahan menyakitkan 0-4 dari Persita Tangerang di laga sebelumnya. “Ini seperti pengobat luka,” ujar Pak Djon.
FX Harminanto, menimpali dengan senyum lebar. “Permainannya terbuka, Pak. Dua-duanya pelatih Belanda, sama-sama bawa total football. Jadi sejak awal memang sudah terasa, pertandingan bakal saling serang,” ujarnya.
Menurut Harminanto, kemenangan PSIM atas Dewa United tak hanya soal nasib baik. Ada faktor strategi dan psikologi yang cermat dari pelatih Robert van Gastel. “Setelah kalah 0-4 dari Persita, Van Gastel kasih libur ke pemain. Tujuannya biar mereka tenang, kumpul dengan keluarga, dan balik ke tim dengan kepala dingin. Hasilnya kelihatan, mereka main lebih fokus dan menikmati permainan,” jelasnya.
PSIM tampil menyerang sejak awal, dan titik balik datang pada menit ke-52 ketika bek Dewa United, Nick Kuipers, mendapat kartu merah karena protes berlebihan. “Itu momen penting,” kata Pak Djon. “Begitu Dewa main 10 orang, pertahanan mereka langsung longgar. PSIM bisa memanfaatkan celah itu.”
Dua gol kemenangan dicetak oleh Haljeta, striker jangkung yang tampil gemilang berkat umpan-umpan matang dari Pulga Vidal. “Dua-duanya hasil kerja sama mereka. Vidal luar biasa, dua asis, dan Haljeta menang postur,” kata Harminanto.
Van Gastel pun dinilai berani mempertahankan gaya positifnya meski lawan kuat. “Dia tetap total football, tapi dengan pengendalian lebih baik. Enggak terlalu terbuka seperti saat lawan Persita,” tambahnya.
Cahya Supriadi dan Benteng Kokoh di Bawah Mistar
Salah satu pemain yang patut diapresiasi dari kemenangan ini adalah kiper Cahya Supriadi.
“Dia tampil luar biasa,” kata Harminanto. “Ada dua penyelamatan penting di babak pertama yang bisa mengubah jalannya pertandingan. Kalau dua tembakan itu masuk, mungkin PSIM kesulitan.”
Baca Juga: Dua Gol Nermin Haljeta, PSIM Catat Poin Sempurna Pertama di SSA
Pak Djon pun menimpali dengan antusias. “Saya lihat di cuplikan yang disebar di media sosial BRI dan akun resmi PSIM, penyelamatan Cahya itu kayak di liga Eropa. Terbangnya pas banget!”
Penampilan solid Cahya menjadi jawaban atas kritik setelah laga melawan Persita. “Kemarin dia sempat jadi sasaran, tapi sekarang dia bangkit. Ini menunjukkan mental PSIM juga pulih,” ujar Harminanto.
Rendra Teddy: Bukti Kedalaman Skuad Mulai Teruji