Menunggu Senjata Rahasia Van Gastel Saat PSIM Kehilangan Banyak Pemain Kunci Melawan Persija di GBK

Photo Author
- Jumat, 28 November 2025 | 07:43 WIB
Suasana saat tim PSIM Yogyakarta merayakan gol (Foto Istimewa)
Suasana saat tim PSIM Yogyakarta merayakan gol (Foto Istimewa)

Krjogja.com - JAKARTA - Meski skuad PSIM Yogyakarta sedang tidak lengkap, namun datang ke Jakarta bukan sebagai tim underdog yang pasrah menunggu tekanan Persija yang bertabur bintang. Saat ini sebagai tim promosi, kekuatan laskar Mataram tidak seperti penghuni tetap Liga 1 atau Super League. Dengan kedalaman terbatas, justru mampu menjadi tim berbahaya dari sekadar fisik pemain atau strategi serangan balik.

Keunggulan terletak pada pelatih PSIM Jean Paul van Gastel—pelatih berwajah tenang, kalem, sering tersenyum tipis, tetapi punya otak taktik yang mampu mengacak-acak tim besar. Dalam duel melawan Persija di hadapan puluhan ribu The Jakmania, justru ketenangan itulah yang menjadi senjata pamungkas PSIM. Pertandingan penting ini digelar Jumat (28/11/2025) malam jam 19.00 WIB di stadion legendari, Gelora Bung Karno (GBK).

Absennya Valente, dua pemain yang dipanggil Timnas U-23, dan kiper kedua yang cedera sebenarnya membuat PSIM datang dalam kondisi yang jauh dari ideal. Namun Van Gastel justru melihat kondisi itu sebagai peluang. “Sejak hari pertama, saya minta para pemain cadangan selalu siap. Ini saatnya,” ujarnya dalam sesi jumpa pers, Jumat (27/11/2025).

Baca Juga: Persija Ingin Total di Depan 50 Ribu Suporter GBK, Van Gastel Sebut PSIM Antusias Meski Pincang

Kalimat itu bukan sekadar motivasi, tetapi sinyal bahwa ia sudah menyiapkan rencana cadangan—bahkan rencana cadangan dari rencana cadangan.

Ghulam Faktur yang mewakili pemain PSIM menegaskan bahwa semangat tim sama sekali tidak terpengaruh. Mereka tahu kondisi tim, tapi juga tahu bahwa pelatih mereka selalu punya cara untuk mengubah situasi. “Kami siap. Persija tim bagus, tapi kami sudah mempersiapkan diri,” kata Ghulam. Ada nada optimistis yang terasa berbeda, seolah para pemain justru termotivasi dengan situasi darurat ini.

Persija, yang dikenal sangat nyaman bermain dengan penguasaan bola, intensitas tinggi, dan transisi cepat, tentu menjadi tantangan besar. Namun tantangan semacam ini justru yang membuat Van Gastel berbahagia. Ia memuji kualitas Persija, tetapi kalimat-kalimatnya lebih terdengar seperti seseorang yang sudah memahami titik lemah lawan dan menunggu waktu untuk mengeksekusinya.

Baca Juga: Prediksi Persija Jakarta vs PSIM Yogyakarta di BRI Liga Super 2025 Pekan ke-14

Atmosfer 50.000 penonton di GBK tidak membuat Van Gastel gentar. Justru ia mengatakan ingin “menjadi pemain lagi” saat melihat suasana itu. Pernyataan tersebut menunjukkan satu hal: ia tidak hanya siap menghadapi tekanan, tetapi ingin memastikan para pemainnya berubah tekanan itu menjadi energi. “Adrenalin dari stadion sebesar ini seharusnya memberi energi,” katanya. Ini bukan pelatih yang melindungi pemain dari tekanan—ini pelatih yang menggunakan tekanan sebagai bahan bakar.

Secara strategi, PSIM kemungkinan besar akan menghadirkan bentuk permainan yang fleksibel. Mereka tidak akan bermain sepenuhnya bertahan, tetapi juga tidak akan ceroboh membuka ruang bagi serangan Persija. Blok pertahanan rapat, pressing situasional, dan transisi cepat menjadi kunci. Van Gastel sudah menunjukkan pada laga-laga sebelumnya bahwa ia jago mengubah bentuk permainan dalam hitungan menit.

Prediksinya, Persija akan menguasai bola di awal, mencoba memaksa PSIM bertahan. Namun jika PSIM mampu bertahan dari tekanan 20 menit pertama, laga bisa berubah menjadi duel sabar yang sebenarnya lebih cocok untuk pola berpikir Van Gastel. Di titik itu, kesalahan kecil Persija bisa menjadi bumerang besar.

Baca Juga: Laga Persija vs PSIM Bertepatan dengan HUT Klub ke-97, GBK Siap Pecahkan Rekor Jumlah Penonton

PSIM pun memiliki peluang mencuri momentum lewat serangan balik cepat, terutama memanfaatkan ruang di belakang fullback Persija yang sering naik. Jika PSIM mampu mengonversinya menjadi peluang emas, permainan bisa melenceng jauh dari prediksi banyak orang. Van Gastel jelas ingin membawa pertandingan ke arah yang tidak nyaman bagi lawan.

Dan ketika bicara soal kecerdikan pelatih, Van Gastel jelas unggul di laga kali ini. Ia bukan pelatih yang bereaksi lambat. Ia pelatih yang membaca tempo, struktur permainan, dan detail kecil yang sering diabaikan tim lain. Dalam banyak kasus, pelatih seperti inilah yang justru membuat tim besar tersandung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

X