Krjogja.com – SLEMAN - Laga uji coba antara PSS Sleman dan Garudayaksa FC pada jeda kompetisi, Sabtu (13/12/2025) di Stadion Maguwoharjo bukan sekadar pertandingan persahabatan. Laga yang berakhir 1-0 untuk PSS ini menjadi ruang pembelajaran, penguatan mental, serta simbol persaudaraan dan kepedulian kemanusiaan.
COO sekaligus Manajer Garudayaksa FC, Derry Hidayat, menyebut pertandingan tersebut menghadirkan atmosfer yang sangat positif bagi timnya. Bermain di stadion dengan dukungan suporter yang ramai memberikan pengalaman berharga, khususnya dalam membangun mental pemain saat berada di bawah tekanan sebagai tim tamu.
"Atmosfernya bagus untuk tim kami. Ini pengalaman berharga menghadapi stadion yang ramai, sangat membantu meningkatkan mentalitas pemain di bawah tekanan," ungkap Derry.
Baca Juga: BCA Siap Penuhi Kebutuhan Uang Tunai Pada Nataru 2026 Sebesar Rp 42,1 Triliun
Ia menambahkan, ide uji coba ini juga tak lepas dari masukan pembina Garudayaksa FC Danang Wicaksana Sulistya (DWS) yang berasal dari Sleman. Kekompakan suporter PSS dinilai menjadi ruang belajar penting bagi timnya. Derry bahkan berharap kedua tim bisa kembali berjumpa di partai puncak kompetisi.
"Ada harapan kedua tim bisa bertemu di final. Ini hal positif bagi kami dan menjadi doa yang kami aminkan. Tapi tentu kami berharap bisa juara," katanya.
Senada, pemain Garudayaksa FC Asep Berlian mengaku rindu dengan atmosfer pertandingan seperti ini. Menurutnya, sepanjang kompetisi berjalan, timnya belum menemukan suasana seintens laga tersebut.
"Belum menemukan atmosfer seperti ini di liga. Ini sangat positif dan saya pribadi merindukannya. Semoga bisa membangun mentalitas kami ke depan," ucap Asep.
Sementara itu, Direktur PSS Sleman Yoni Arseto menegaskan bahwa laga ini benar-benar dikemas sebagai friendly match untuk kedua tim, sekaligus wujud solidaritas dan kepedulian kemanusiaan. PSS secara khusus menyampaikan keberpihakan moral dan material bagi para korban banjir bandang di Aceh dan Sumatera Utara.
"Kami niatkan pertandingan ini untuk mendukung saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera. Ini sepakbola dengan kebersamaan untuk kemanusiaan," ungkap Yoni.
Ia pun menyambut optimisme jika laga tersebut disebut-sebut sebagai simulasi final seperti yang banyak disebut di sosial media. Namun ia menegaskan bahwa PSS masih terus berusaha satu pertandingan ke pertandingan berikutnya untuk menapaki langkah menuju final.
Baca Juga: Jarang Main di Arsenal, Arteta Tegaskan Status Gabriel Jesus
"Kalau dibilang simulasi final, semoga bisa menjadi kenyataan di akhir musim. Tapi saat ini PSS tetap berusaha maksimal di setiap pertandingan," imbuhnya.
Usai laga, momen kebersamaan kembali terasa saat Pembina Garudayaksa FC, Danang Wicaksana Sulistya, bersama manajemen Garudayaksa menyerahkan jersey kepada Bupati Sleman, Harda Kiswaya, sebagai simbol persaudaraan dan penghormatan. Tak hanya itu, skuad Garudayaksa FC juga turut bergabung di tengah lapangan menyanyikan anthem “Sampai Kau Bisa” bersama seluruh pemain PSS dan suporter, menegaskan eratnya persaudaraan, sportivitas, dan empati bagi Sumatera-Aceh melalui sepak bola. (Fxh)