sepakbola

Kunci Kemenangan PSIM Yogya di Kandang Persebaya dan Statistik Pertandingan

Sabtu, 9 Agustus 2025 | 10:13 WIB
Ze Valente, pengatur serangan PSIM saat melawan Persebaya (Foto IG PSIM)

Krjogja.com - SURABAYA – PSIM Yogyakarta mencetak sejarah di BRI Super League 2025/2026 dengan mengalahkan Persebaya Surabaya 1-0 di Gelora Bung Tomo, Jumat (8/8/2025) malam. Gol sundulan Pulga Vidal di menit akhir memastikan tiga poin perdana PSIM di kasta tertinggi setelah 18 tahun penantian.

Gol ini berawal dari kombinasi serangan sayap yang rapi. Dede Safari mengirim umpan silang akurat dari kanan, disambut Vidal dengan sundulan keras tanpa bisa diantisipasi kiper Persebaya. Serangan ini menjadi klimaks dari dominasi penguasaan bola PSIM sepanjang laga.

Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, menegaskan bahwa kunci kemenangan adalah kontrol permainan. “Saya sangat senang dengan pertandingan ini. Ini menjadi standar baru bagi kami di liga teratas dan akan kami teruskan di pertandingan selanjutnya,” ujarnya.

Baca Juga: Kalahkan Persebaya 0-1 di Laga Debut Liga, Begini Kata Pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel

Statistik membuktikan dominasi PSIM: penguasaan bola 57% berbanding 43% milik Persebaya. Laskar Mataram mencatat 6 tembakan, 5 di antaranya tepat sasaran — rasio akurasi tembakan yang luar biasa. Sebaliknya, Persebaya melepaskan 8 tembakan namun hanya 3 yang mengarah ke gawang.

Van Gastel menyebut keberhasilan tim menjaga bola sebagai modal untuk membatasi ancaman lawan. “Kami bertahan dengan bagus dan satu gol di menit terakhir cukup untuk memenangkan pertandingan,” katanya. PSIM tak hanya menguasai bola, tapi juga menekan Persebaya agar tidak leluasa membangun serangan.

Baca Juga: PSIM Meyakinkan di Laga Perdana, Raih Kemenangan Pertama di Kasta Tertinggi Sejak 18 Tahun

Meski Persebaya unggul dalam jumlah tendangan sudut (4 berbanding 2), PSIM lebih efektif membangun serangan dari permainan terbuka. Hal ini terlihat dari minimnya tembakan liar — PSIM hanya mencatat 1 tembakan melenceng, sementara Persebaya 5 kali melebar dari target.

Dari sisi disiplin, PSIM juga tampil lebih rapi. Mereka hanya melakukan 7 pelanggaran, jauh di bawah Persebaya yang mencatat 17 pelanggaran. Keunggulan ini membantu PSIM menghindari situasi bola mati berbahaya di area pertahanan sendiri.

Van Gastel mengungkapkan perubahan taktik di babak kedua sebagai faktor penentu. “Persebaya bermain sangat bagus di babak pertama, kami hanya bisa bermain di tengah. Kami instruksikan untuk bermain di sayap dan itu berhasil,” jelasnya. Gol Vidal menjadi bukti efektivitas strategi tersebut.

Baca Juga: PSIM Ungkap Peran Walikota dan Wakil Walikota Bantu Bisa Berkandang di SSA dan Wisma

Kematangan mental PSIM terlihat jelas. Mereka tidak terburu-buru menekan, melainkan sabar mengatur tempo hingga menemukan celah. Momentum itu datang di menit-menit akhir, saat pertahanan Persebaya mulai kehilangan fokus.

Kemenangan ini menjadi modal penting jelang laga kandang melawan Arema di Stadion Sultan Agung, Bantul, 16 Agustus mendatang. Dengan penguasaan bola solid dan akurasi serangan tinggi, PSIM kini punya identitas bermain yang jelas di kasta tertinggi.

Lebih dari sekadar tiga poin, kemenangan di Surabaya adalah pernyataan bahwa PSIM bukan sekadar tim promosi. Mereka mampu menguasai permainan, menjaga disiplin, dan mengeksekusi peluang di momen krusial — kombinasi yang dibutuhkan untuk bertahan dan bersaing di puncak.

Halaman:

Tags

Terkini