“Bukan soal seberapa sering Anda posting, tapi seberapa relevan konten itu dengan audiens Anda,” kata Dr Hendi.
Peserta diajak langsung menyusun Business Model Canvas (BMC) dan tiga di antaranya mempresentasikan ide bisnis mereka di depan forum.
Dhanie Prima Novita, salah satu peserta, mengaku banyak tercerahkan. “Saya pikir branding cuma soal desain. Ternyata lebih dalam dari itu,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Harry Ros Miyati yang menyebut branding dan pemasaran digital sebagai titik lemah usahanya. “Workshop seperti ini harus sering-sering diadakan. UMKM butuh pendampingan nyata,” katanya.
Apresiasi dari Pemerintah
Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Sleman, Dwi Wulandari, ST., M.Ec.Dev., yang hadir membuka acara, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, pelaku UMKM saat ini harus lebih cerdas menyikapi turunnya daya beli masyarakat.
“Inovasi dan strategi branding adalah kunci agar usaha tetap bertahan dan berkembang,” jelasnya.
Penyuluh Ahli Madya Disperindag Sleman, Herry Murthala, juga memberi dukungan penuh. “Kolaborasi kampus dan UMKM seperti ini harus terus berlanjut. Ini sangat bermanfaat.”
Kegiatan Workshop “Pop Your Brand” ini bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi juga wujud nyata kontribusi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta dalam mendukung pengembangan potensi ekonomi lokal. Melalui kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah daerah, dan komunitas kreatif, tercipta sinergi yang berdampak positif dan berkelanjutan bagi pelaku usaha kecil di Sleman.(*)