Sampai kemudian, mereka mendapatkan pesanan 600 kaos dari salah satu promotor otomotif. Sejak saat itu, pesanan mulai mengalir dari berbagai penjuru. Ia pun mulai berani merekrut karyawan hingga kini memiliki 33 karyawan yang tiga diantaranya difabel.
Melalui usaha keras, iklas dan doanya yang tidak pernah putus inilah, kini ia memiliki lima tempat produksi. Diakui, jika perkembangan usahanya sangat terbantu peran pemerintah utamanya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca Juga: Peluang Duet Ganjar - Prabowo Tertutup
Salah satunya saat Anisa dilibatkan sebagai peserta pelatihan manajemen usaha kecil pada Januari 2020 dan Pelatihan Achievement Motivation Trainning pada Agustus 2020 oleh Dinas Koperasi dan UKM Pemprov Jateng.
Sejak itulah, nama Ipang Production dikenal hingga ke Semarang utamanya beberapa instansi Pemerintah Provinsi Jateng. Puncaknya saat Pandemi Covid-19 lalu.
Dimana saat sejumlah perusahan gulung tikar, bahkan merumahkan karyawannya, tapi dirinya justru berani tetap menggaji full karyawannya. Ini terjadi karena sejumlah instansi utamanya dari Pemprov Jateng, memesan ribuan masker ke dirinya.
Baca Juga: Bank BPD DIY Serahkan 1 Unit Mobil Layanan Umat Bagi Yayasan Bina Umat Muliya Abadi
Sejak itu, ia juga melebarkan sayap usahanya tidak hanya memproduksi kaos dan masker, tapi juga topi, kemeja, tas, mug dan lainnya.
“Pada saat pandemi covid-19 itulah momen yang tidak akan pernah kami lupakan. Saat pesanan kaos sepi bahkan turun hingga 50 persen, kami berinovasi dengan membuat aneka jenis masker kain. Mulai masker medis dan masker wajah. Saat itu, pesanan mengalir dari sejumlah dinas baik kabupaten maupun provinsi jawa Tengah. Tidak hanya masker, tapi juga kaos, mug, tas dan sebagainya,” ungkapnya.
Pandemi Covid-19 itulah yang dirasakan membuat usahanya berkembang pesat. Dimana pesanan masker meningkat drastis, seiring himbauan pemerintah untuk menjaga protokol Kesehatan dengan salah satunya memakai masker saat bepergian/keluar rumah.
Baca Juga: Cerita Joglo Ratmakan, Tempat Berkumpul Pejuang Sebelum Berperang
Pada saat itu, ia mengajak karyawannya untuk membuat dan ikut memasarkan masker produksinya melalui grup-grup WhatsApp yang mereka miliki. Ini dilakukan karena bahannya mudah dan murah, karena hanya dari sisa-sisa kain membuat kaos yang tidak terpakai.
“Praktis tidak ada modal yang kami keluarkan, karena bahannya hanya memanfaatkan sisa-sisa kain yang tidak terpakai. Jadi keuntungannya membuat masker, sangat besar,” jelasnya.
Puncaknya pada tahun 2021 lalu, saat ia kembali diundang mengikuti pelatihan tentang stagnasi sistem penjualan dan pengelolaan keuangan serta pengelolaan asset dari Pemprov Jateng.
“Dari pelatihan inilah, saya diajari bagaimana menghitung target omzet. Kami juga mulai memperbaiki manajemen. Termasuk kami merekrut orang marketing, hingga akhirnya kami bisa menemukan target sasaran pasar yang menjadikan omzet kita mengalami kenaikan hingga saat ini,” pungkasnya. (*)