IMPIAN kuliah ke luar negeri seringkali layu karena minimnya informasi yang diterima. Persoalan biaya biasanya menjadi alasan utama, sehingga banyak yang hanya menggantungkan diri berharap mendapat beasiswa. Padahal sebenarnya banyak jalan yang bisa diambil agar mimpi untuk kuliah ke luar negeri bisa diraih.
Hal itu akan disampaikan semua dalam NIEC Education Expo Yogyakarta yang berlangsung Sabtu 14 Oktober 2017 di Grand Mercure Yogyakarta, Jalan Laksda Adi Sucipto Nomer 80 Yogyakarta mulai pukul 15.00 – 20.00 WIB. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi 081238431234. Acara ini juga terbuka bagi orangtua yang ingin menanyakan segala hal tentang proses kuliah ke luar negeri.
 “Selama ini ada ketakutan orangtua ketika anaknya ingin kuliah ke luar negeri, sebaliknya juga pelajar yang takut kuliah ke luar negeri. Menurut saya itu karena kurang lengkapnya informasi yang diterima,†kata Founder dan CEO NIEC Indonesia Arnantyo Naresworo di kantornya, Jalan Bintaran Kulon No 34 (depan Gereja Bintaran Yogyakarta).
Arya Farizki, saat ini usianya baru 19 tahun menceritakan bagaimana ia akhirnya bisa memenuhi kebutuhan kuliahnya sendiri setelah memutuskan kuliah luar negeri melalui informasi yang didapatkan dari NIEC Indonesia. Arya saat ini statusnya adalah mahasiswa di salah satu lembaga pendidikan di Australia. Di sela-sela itu ia menjadi asisten manajer di sebuah minimarket. “Dari kerja part time saya bisa membayar kuliah saya dan kebutuhan selama di Australia. Sebulan setelah saya tiba di Australia, saya tidak meminta uang lagi ke orangtua,†kata Ary Farizki, alumnus SMAN 2 Bantul. Baginya tidak masalah kuliah sambil bekerja. Justru itu semakin mengasah mentalnya untuk menjadi seorang bisnis owner sesuai dengan cita-citanya.
Sedang Sumardi (53) mengaku awalnya kaget ketika putranya berhenti dari perkuliahan di sebuah universitas swasta di Yogyakarta. Putranya yang bernama Izuddin Muhammad mengutarakan keinginannya untuk kuliah di luar negeri. Rupanya anaknya gelisah karena ingin hidup mandiri. Putranya yang alumnus MAN 1 Yogyakarta ingin lepas dari ketergantungan dari orangtua.
“Anak saya ingin mandiri dengan cara kuliah di luar negeri, ia mendapatkan informasi dari kawan-kawannya SMA yang sudah kuliah di luar negeri melalui NIEC Indonesia,†kata Sumardi. Rupanya kawan-kawan Izuddin Muhammad kuliah sambil bekerja, sehingga tidak membebani orangtua. Sumardi kemudian intens berkomunikasi dengan NIEC Indonesia.Â
“Anak saya meyakinkan saya agar dapat restu, saya senang karena yang terpenting bagi saya adalah ia mau belajar untuk mandiri. Sampai saat ini ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,†kata Sumardi.
Arnantyo Naresworo mengatakan biaya bukan menjadi masalah utama ketika seseorang ingin kuliah di luar negeri. Hal itu berkaca dari kisah Arya Farizki. “Cukup banyak mahasiswa dari Yogyakarta yang kuliah di luar negeri melalui NIEC Indonesia bisa mandiri. Arya hanya salah satu kisah, ada bahkan yang sampai bisa membeli mobil,†kata Arnantyo.