Kisah Inspiratif Yu Payem, UMKM Binaan BRI Merajut Mimpi Sederhana Lewat Kerajinan Anyaman Serat Alam

Photo Author
- Senin, 18 Maret 2024 | 22:32 WIB
Yu Payem dengan latar produk kerajinan anyaman serat alam di Showroomnya. (Foto: Agusigit)
Yu Payem dengan latar produk kerajinan anyaman serat alam di Showroomnya. (Foto: Agusigit)

KRjogja.com, KULONPROGO - Desa Dhisil, tidak banyak yang tahu keberadaan nama desa diwilayah perbukitan Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo ini. Namanya pun kalah moncer dengan desa-desa lainnya yang lebih populer di kabupaten di ujung barat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Namun siapa sangka, terdapat seorang perempuan tangguh yang berhasil mengukir namanya dalam dunia bisnis kerajinan tangan serat alam bahkan hingga ke mancanegara. Kisah perjuangannya merajut asa demi mengangkat ekonomi keluarga juga serumit menganyam kerajinan serat alam yang digelutinya.

Dia adalah Payem, dibalik namanya yang sederhana ini, dia adalah sosok pekerja keras yang sukses mengembangkan bisnis anyaman serat alam yang kini semakin ‘pede’ dengan dengan merek dagangnya, Brand ‘Yu Payem’.

Payem tidak memulai hidupnya dengan kemewahan. Sejak kecil Payem sudah terbiasa membantu keuangan keluarga. Meskipun bisa melanjutkan sekolah kejenjang berikutnya, Payem kecil memilih hanya menamatkan pendidikan hingga SMP saja.

Payem memberi kesempatan kepada kakaknya untuk melanjutkan sekolah sementara dia menekuni kerajinan tangan anyaman serat alam seperti yang lazim dilakukan warga disekitar rumahnya.

Payem juga sempat mendaftar dan bekerja di pabrik pengolahan kerajinan serupa. Berkahnya, Payem mempunyai pengalaman kerja dalam mendesain produk dan belajar kualitas produk kerajinan layak ekspor.

Semuanya dilakukan secara otodidak dengan cara mengamati, berkomunikasi dengan banyak relasi dan didukung latar belakang dan budaya menganyam yang memang kental di desa Dhisil secara turun temurun.

Payem pun sempat merantau keluar Jawa mengikuti sang suami bekerja, namun, panggilan untuk kembali ke tanah kelahiran dan motivasi untuk pendidikan si buah hati membuatnya memutuskan untuk memulai bisnis anyaman serat alam secara mandiri.

“Keputusan untuk memilih pulang ke Kulonprogo saya akui sebagai keputusan berat karena harus hidup terpisah dengan suami, namun ternyata ada berkah dibalik keputusan nekad tersebut,” katanya diawal perbincangan dengan KRjogja.com, Kamis (7/3) di Showroom Yu Payem.

Perjalanan bisnisnya-pun tidak mulus. Di awal, Payem sering mendapatkan cibiran dari warga sekitar dan sengaja dipersulit untuk mendapatkan bahan baku untuk kerajinannya. Namun, hal ini justru semakin memantapkan tekadnya untuk membuktikan bahwa dia mampu mengembangkan bisnis ini.

Dengan tekad yang kuat, Payem menawarkan hasil kreasinya ke pabrik tempat dia dulunya bekerja. Tawarannya diterima dengan baik, dan pesanan pertamanya mulai dikerjakan.

Namun, masalah klasik yaitu modal menjadi kendala utama. Payem bercerita betapa saat itu sangat kesulitan untuk mendapatkan pinjaman, meskipun dia sudah membawa sertifikat sebagai jaminan.

“Beruntungnya saya, saat itu bertemu dengan mantri BRI didesa ini. Dari beliau inilah saya mendapatkan pinjaman sebesar 5 juta untuk menyelesaikan pesanan pertyama saya dari pabrik,” katanya penuh haru.

Selanjutnya dari pesanan pertama tersebut kemudian berlanjut dengan pesanan produk kerajinan selanjutnya hingga kuantitas produk juga semakin bertambah. Bahkan Yu Payem pernah mempekerjakan total 300 karyawan untuk menyelesaikan order sesuai waktu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dorong UMKM Naik Kelas, BRI Jalin Kolaborasi dengan SOGO

Minggu, 30 November 2025 | 12:50 WIB
X