“Dalam bisnis kerajinan khususnya ekspor, kualitas produk dan waktu pengerjaan adalah menjadi prioritas kami. Prinsip saya adalah memberikan kepuasan karena kami sudah diberikan kepercayaan membuat produk sesuai dengan keinginan mereka,” tambahnya.
Kunci keberhasilan bisnis Payem adalah prinsip "nguwongke uwong" atau menghargai orang-orang disekitarnya yang ikut mengembangkan bisnis ini. Dia rela berkorban agar para pekerja mendapatkan haknya secara langsung.
“Ada kalanya hasil produksi yang dikirimkan kepada kami tidak sesuai, tapi tetap kami terima dan hak dia untuk menerima upah tetap kita berikan, meskipun kita harus mau repot membongkar ulang untuk diperbaiki lagi. Saya harus memaklumi hal-hal kecil seperti itu karena perajin rumahan disini sudah kami anggap sebagai saudara sendiri,” ungkapnya.
Menurutnya Inovasi produk juga menjadi strategi penting dalam mempertahankan daya saing di pasar.
Berbuah dari kerja kerasnya dan kerjasama yang baik dengan BRI, produk kerajinan serat alam Yu Payem kini tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga telah menembus pasar ekspor. Bahkan, pernah dipamerkan di Inggris, menjadi bukti nyata bahwa mimpi dan ketekunan seseorang dapat mengubah hidupnya secara luar biasa.
Dirut BRI Pusat, Soenarso pun penasaran dengan kisah inspiratif Yu Payem dan menyempatkan berkunjung di Showroom Yu Payem pada tahun 2022. Bahkan dengan komitmen kuat mendukung perkembangan UMKM, BRI belum lama ini mengalokasikan dana hibah CSR BRI kepada Yu Payem sebesar Rp 50 juta untuk penunjang produksi.
“Di era digital ini kami sangat terbantu dengan kemitraan dengan BRI, sehingga produk kami bisa sampai dimana-mana. Saya ini gaptek, bahkan untuk urusan pasar online dan sosmed kami pasrahkan ke BRI, saya tidak ingin serakah mas..semua rezeki sudah ada porsinya,” katanya.
Kisah sukses Payem tidak hanya menjadi inspirasi bagi para pengusaha muda, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya ketekunan, dedikasi, dan keberanian dalam menghadapi rintangan.
Payem telah membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, mimpi besar dapat diwujudkan, bahkan di tengah keterbatasan dan kesulitan.
Kisah Yu Payem ini adalah sebagaian kecil dari keberhasilan dan komitmen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus meningkatkan portofolio pembiayaan kepada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Regional CEO RO BRI Yogyakarta, John Sarjono kepada KRjogja.com mengatakan mayoritas nasabah BRI berasal dari sektor UMKM. Kemampuan BRI menjangkau pelosok desa melalui para mantri sangat membantu perkembangan dan eksistensi usaha kecil.
"Sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), peran BRI tidak terbatas sebagai Lembaga intermediary keuangan, guna mendukung stabilitas ekonomi serta keberlanjutan usaha para pelaku UMKM maka BRI terpanggil untuk melakukan aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa," katanya.
UMKM sebagai penggerak ekonomi kerakyatan merupakan tulang punggung ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61% dan menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa hingga akhir Desember 2023 portofolio kredit UMKM BRI mencapai Rp1.068,7 triliun atau tumbuh 10,7% year on year dibandingkan dengan posisi sama tahun 2022 yakni sebesar Rp965,3 triliun.
