Krjogja.com - Jakarta - Harga emas merosot pada perdagangan Senin di tengah sikap investor jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) Januari. Hal ini akan menjadi arah strategi kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Dikutip dari CNBC, Selasa (14/2/2023), harga emas dunia di pasar spot turun 0,57 persen menjadi USD 1.854,04 per ons. Sementara harga emas berjangka AS turun 0,6 persen menjadi USD 1.863,50.
Semua mata tertuju pada data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Selasa, diperkirakan akan naik 0,4 persen pada bulan Januari. Revisi data sebelumnya menunjukkan harga konsumen naik di bulan Desember bukannya turun seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Pasar telah meningkatkan profil untuk pengetatan di masa depan oleh Fed, dengan suku bunga terlihat memuncak di sekitar 5,15 persen.
Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan The Fed perlu terus menaikkan suku bunga untuk membawanya ke tingkat yang cukup tinggi untuk menurunkan inflasi.
Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Namun, kurs dolar turun 0,3 persen, sementara imbal hasil Treasury 10 tahun acuan turun setelah mencapai level tertinggi sejak awal Januari di awal sesi, mengurangi tekanan pada harga emas.
Di tempat lain, harga perak turun 0,12 persen menjadi USD 21,967 per ons. Harga platinum naik 1,08 persen menjadi USD 954,7081.
Sedangkan harga Palladium naik 1,72 persen menjadi USD 1.569,024 setelah jatuh ke level terendah hampir tiga tahun di awal sesi.
“Mengingat risiko penurunan permintaan autocatalyst dari potensi resesi, harga paladium bisa terus lebih rendah,” kata analis Heraeus dalam sebuah catatan.
Sebelumnya, sentimen harga emas diperkirakan akan memburuk pada perdagangan pekan ini. Prediksi ini karena harga emas di akhir pekan lalu berakhir di bawah level USD 1.900 per ons.
Namun di luar itu, jika memang harga emas akan turun pada pekan ini. Sejumlah pelaku pasar melihatnya sebagai potensi atau peluang untuk melakukan aksi borong emas.
Dalam survei harga emas mingguan yang dilakukan oleh Kantor Berita Kitco menunjukkan bahwa para analis di Wall Street memperkirakan harga emas akan bearish dalam jangka pendek. Sedangkan sentimen bullish di antara investor ritel atau para pelaku pasar telah turun ke titik terendah sejak akhir Oktober. (*)