Krjogja.com - JAKARTA - Harga minyak naik sekitar USD 3 per barel pada perdagangan hari Senin. Kenaikan harga minyak dunia ini terjadi karena adanya kegelisahan pelaku pasar mengenai jumlah pasokan di dunia.
Saat ini, pipa utama yang memasok minyak ke Amerika Serikat (AS) tengah ditutup. Sementara Rusia mengancam akan mengurangi produksi bahkan saat pembatasan COvid-19 di China dilonggarkan.
Mengutip CNBC, Selasa (13/12/2022), harga minyak mentah Brent berjangka menetap di USD 77,99 per barel, naik USD 1,89 atau 2,5 persen. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap di USD 73,17 per barel, naik USD 2,15, atau 3 persen.
Pada perdagangan pekan lalu, harga minyak Brent dan WTI jatuh ke level terendah sejak Desember 2021 karena investor khawatir kemungkinan resesi global dapat mengganggu permintaan minyak.
Namun kemudian potensi pemadaman yang berkepanjangan dari TC Energy Corp's Canada-to-U.S. Pipa minyak mentah Keystone membantu membalikkan harga ke level positif.
“Perbaikan Keystone Pipeline tampaknya memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan (dan) meningkatkan kemungkinan penarikan stok lebih lanjut di Cushing,” kata analis dari Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.
Pelaku pasar tengah mengitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghidupkan atau menyalurkan kembali minyak mentah. Selain itu juga membersihkan tumpahan minyak dari pipa minyak setelah lebih dari 14.000 barel minyak bocor minggu lalu. Tumpahan minyak mentah AS terbesar dalam hampir satu dekade.
TC Energy menutup pipa setelah tumpahan ditemukan Rabu malam lalu di Kansas. Perusahaan mengatakan kepada pejabat di Washington County, Kansas, bahwa mereka belum menentukan penyebab atau jadwal untuk memulai kembali.
Pejabat perusahaan menyebutkan bahwa sekitar 622.000 barel per hari mengalir di jalur Keystone. Ini merupakan jalur penting untuk minyak mentah dari Kanada yang dikirim ke penyulingan AS dan ke Pantai Teluk untuk diekspor.