Geser Bank Plecit dan Pinjol, OJK Gencarkan Kredit Lawan Rentenir di DIY

Photo Author
- Minggu, 10 April 2022 | 14:47 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

YOGYA, KRJOGJA.com  - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY terus menggencarkan program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) melalui Kredit Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEDE) dari PT Bank BPD DIY yang merupakan Kredit dengan generic model cepat dan atau berbiaya rendah.

Produk kredit ini dinilai efektif mengambil alih peran bank plecit di masyarakat ditambah dengan kehadirkan pinjaman online (pinjol).

Kepala OJK DOY Parjiman mengatakan kehadiran program K/PMR yang diwujudkan Bank BPD DIY dengan produk PEDE-nya setidaknya mampu menekan keberadaan rentenir alias bank plecit. Disamping maraknya pinjol yang apabila tidak berhati-hati bisa bertemu pinjol ilegal yang berpotensi besar menimbulkan permasalahan bagi peminjam.

"OJK DIY tidak sendiri,  Pemda DIY Pemerintah pun sangat diharapkan terus mendukung implementasi program K/PMR yang pada prinsipnya mampu mendorong percepatan peningkatan perekonomian masyarakat," ujarnya di Yogyakarta, Minggu (10/4/2022).

Parjiman menyampaikan tidak hanya sekedar mengenjot penyaluran kredit PEDE Bank BPD DIY, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang kini diperluas aksesnya melalui kehadiran website khusus KUR. Program KUR ini dinilai sangat efektif untuk mendukung pemulihan ekonomi para pelaku UMKM di wilayah provinsi DIY.

"Adanya website kur.jogjaprov.go.id merupakan suatu upaya nyata mendukung akselerasi akses keuangan khususnya melalui program KUR. Supaya kehadiran website KUR ini dapat menyentuh kelompok masyarakat yang mendapatkan informasi sekaligus pengajuan KUR tanpa harus datang langsung ke bank. Di sisi lain bank-bank penyalur KUR, website ini menjadi salah satu kanal menjaring calon debitur potensial dengan komunikasi yang baik serta pendampingan sehingga dapat tercipta business matching," jelasnya.

Program literasi edukasi terkait keuangan digital juga sangat penting dewasa ini mengingat seiring kemajuan teknologi dan implikasinya pada sektor keuangan. Untuk itu, pihaknya fokus pada program tematik akselerasi pemanfaatan produk/layanan keuangan digital dan fokus tahunan program Business Matching. Hal ini untuk mendorong sektor ekonomi unggulan daerah dan penguatan ekosistem keuangan digital.

"Tidak hanya itu, program literasi dan inklusi keuangan segmen pelajar atau KEJAR melalui program Lilah Dana dan Usaha dinilai masih belum optimal, Maka harus ditingkatkan dengan semangat menanamkan budaya menabung sejak dini serta membekali pelajar dengan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan," tegas Parjiman.

Program Lilah Dana dan Usaha tersebut tidak menitikberatkan pada aspek target kuantitatif yakni banyaknya pembukaan rekening, namun lebih memperhatikan aspek kualitatif sejauh mana orang tua/wali dan pelajar dapat menyisihkan uang untuk menabung dan sejauh mana pemanfaatan rekening ini dinilai relevan dengan kondisi yang ada. Program Lilah Dana dan Usaha yang dilakukan melalui pilot project di sekolah yang memberikan perhatian pada wawasan wirausaha sebagai upaya dalam mendidik generasi muda bijak mengelola keuangan.

"Kami berharap program ini dapat terus dilanjutkan dengan perluasan target. Namun tetap mempertimbangkan keberlanjutan dari program yang sudah diimplementasikan sebelumnya agar semakin dirasakan manfaatnya oleh pihak-pihak terkait dalam mendorong literasi inklusi keuangan segmen pelajar," imbuh Parjiman. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB
X