Sejak 2014, Harga Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi

Photo Author
- Rabu, 2 Maret 2022 | 17:10 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Harga minyak melonjak pada Selasa, dengan minyak mentah AS mencapai level tertinggi sejak Juni 2014 karena Rusia menekan ibu kota Ukraina.

Dikitip daeri CNBC, Rabu (2/3/2022), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan minyak AS, melonjak 11,5 persen pada level tertinggi hari ini menjadi USD 106,78 per barel. Kontrak turun dari level itu selama perdagangan sore dan mengakhiri sesi di USD 103,41, untuk kenaikan 8,03 persen.

Patokan internasional, minyak mentah Brent mencapai level tertinggi USD 107,57 per barel, harga terakhir terlihat pada Juli 2014. Kontrak tersebut mengakhiri hari di USD 104,97 per barel, dengan kenaikan 7,15 persen.

Harga pertama kali mencapai USD 100 Kamis lalu ketika Rusia menginvasi Ukraina, memicu kekhawatiran gangguan pasokan dari eksportir utama Rusia, di pasar yang sudah sangat ketat.

Badan Energi Internasional sepakat Selasa untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan global, dalam upaya untuk meringankan beberapa kendala pasokan saat ini.

“Situasi di pasar energi sangat serius dan menuntut perhatian penuh kami,” kata direktur eksekutif IEA Fatih Birol dalam sebuah pernyataan. “Keamanan energi global berada di bawah ancaman, menempatkan ekonomi dunia dalam risiko selama tahap pemulihan yang rapuh,” tambahnya.

Menurut badan tersebut, pelepasan 60 juta barel menyumbang 4 persen dari stok darurat anggota sebesar 1,5 miliar barel. Penarikan terkoordinasi ini hanyalah upaya keempat dalam sejarah IEA. Sebagai bagian dari upaya AS akan melepaskan sekitar 30 juta barel, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA, mencatat bahwa 60 juta barel tidak banyak berpengaruh dan tidak cukup untuk menyerap pasokan yang hilang dari Rusia.

Jumlah tersebut setara dengan sekitar 6 hari produksi Rusia, dan sekitar 12 hari ekspor Rusia.

“60 juta barel tidak sebanyak itu. Itu intinya di penghujung hari,” katanya.

Yang mengatakan, Rebecca Babin, pedagang energi senior di CIBC Private Wealth, mencatat bahwa sementara langkah itu diharapkan dapat menawarkan "penyangga moderat dalam jangka pendek."

“Ini bukannya tidak berarti, itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan gangguan pasokan yang sebenarnya dari Rusia,” katanya.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB
X