Cegah Gelombang Ketiga Covid-19, Perekonomian 2022 Diproyeksikan Potensi Melesat

Photo Author
- Senin, 27 Desember 2021 | 19:47 WIB
Edy Suandi Hamid. (fira nurfiani)
Edy Suandi Hamid. (fira nurfiani)

YOGYA, KRJOGJA.com - Perekonomian nasional sudah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan pada kuartal II 2021. Perbaikan perekonomian tersebut menimbulkan sikap optimisme dari semua pemangku kepentingan di tengah upaya pemulihan perekonomian nasional yang sangat terdampak pandemi Covid-19.

Perekonomian Indonesia 2022 diprediksi memiliki potensi melesat di kisaran 5,5 persen. Tetapi perlu diwaspadai, prediksi pertumbuhan ekonomi nasional 2022 akan sulit dicapai manakala gelombang ketiga Covid-19 melalui varian Omicron dan varian baru lainnya gagal dihalau.dan dicegah.

Pakar ekonomi Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc mengatakan situasi pandemi Covid-19 triwulan pertama 2022 akan menjadi semacam barometer ekonomi Indonesia 2022. Jika situasi terkendali seperti sekarang, maka laju ekonomi Indonesia akan melesat dan bisa melebihi masa sebelum pandemi 19.

" Sangat mungkin bisa mencapai angka kisaran 5,5 persen. Ini terjadi karena mobilitas kegiatan ekonomi yang tersumbat atau bahkan disumbat dengan berbagai kebijakan mengendalikan pandemi Covid-19 menjadi terbuka dan menimbulkan dorongan pergerakan ekonomi sangat cepat," katanya, Senin (27/12/2021).

Edy menyebut muncul semacam euphoria yang membuat ekonomi bergerak sangat cepat. Ekspansi ekonomi ini akan terjadi di semua bidang, termasuk pariwisata dan pendidikan yang menjadi basis ekonomi DIY.  Ekspansi perekonomian Indonesia ini juga didorong oleh ekonomi global yang bergerak ke arah yang sama.

" Dalam ekonomi yang bergerak cepat itu, pemerintah juga perlu mewaspadai ketidakmampuan sektor produksi atau sisi penawaran mengimbangi sisi permintaannya. Artinya, ancaman inflasi bisa terjadi saat perekonomian bergerak sangat cepat," paparnya.

Anggota Dewan Penasehat ISEI ini menyatakan pengalaman empirik seperti itu terjadi lebih dua dasawarsa selama 1970-an dan 1980-an, bahkan 1990-an. Oleh karena itu, perlu dari sekarang diantisipasi agar sisi produksi dapat betul-betul siap untuk digenjot manakala euforia itu terjadi.

"Namun, angka 5 persen pun untuk pertumbuhan ekonomi 2022 akan sulit dicapai manakala gelombang ketiga Covid-19 melalui varian Omicron dan varian baru lainnya gagal dihalau dari Indonesia. Harus disiapkan pula skenario terburuk jika terjadi lagi ledakan pandemi Covid-19 yang dapat meluluhlantakkan ekonomi nasional," tandasnya.

Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) ini menambahkan jika melihat Pemerintah dan pelaku ekonomi serta masyarakat yang sudah memiliki pengalaman meminimalkan dampak Covid-19, maka dirinya tetap optimis perekonomian Indonesia maupun DIY, tidak akan terpuruk seperti 2020 dan 2021.

" Artinya, apapun yang terjadi di 2022, laju perekonomian tetap akan lebih tinggi dari 2021, kecuali ada kejadian luar biasa yang tidak diperkirakan sebelumnya. Oleh karena, situasi akhir 2021 dan awal 2022 perlu upaya memproteksi dari varian Omicron sangat menentukan kebangkitan ekonomi Indonesia pada 2022," pungkas Edy. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB
X