YOGYA, KRJOGJA.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi melibatkan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP)baik Bank maupun Non-Bank, komunitas pelaku usaha, pelaku usaha maupun masyarakat DIY guna mensukseskan implementasi penggunaan program Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Program tersebut dalam rangka upaya mendorong membentuk ekosistem digital di DIY sebagai bagian dari ekosistem digital Indonesia.Sebab transaksi digital dengan QRIS untuk pengguna maupun merchant lebih baik, mudah dan aman. Transaksi secara contactless tentu dapat memperkecil resiko penyebaran virus ketimbang transaksi menggunakan uang tunai di masa pandemi Covid-19 ini.
Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Miyono mengatakan pihaknya mendukung berbagai sektor penopang perekonomian dari sisi sistem pembayaran supaya tidak tunai tetapi non tunai menggunakan QRIS. Target pencapaian merchant QRIS secara nasional sebesar 12 juta merchant QRIS pada 2021 sudah terlampaui saat ini.
Untuk itu, pihaknya kini tengah fokus melakukan monitoring implementasi penggunaan QRIS tersebut supaya masyarakat DIY baik pengguna maupun merchant benar-benar tersosialisasi dan teredukasi manfaatnya.
" Tidak hanya pencapaian nasional, target QRIS di DIY pun telah melampaui target sebesar 300 ribu merchant QRIS tahun ini. Sudah ada setidaknya 316 ribu merchant QRIS di DIY sekarang. Hal ini merupakan capaian yang baik dan patut kita syukuri, setelah merchant QRIS kita akan fokus mengoptimalkan penggunaan QRIS bersama-sama," tuturnya di Yogyakarta, Jumat (5/11/2021).
Miyono menegaskan pencapaian jumlah merchant QRIS di DIY yang berhasil melampaui target yang ditetapkan baik secara nasional maupun DIY ini berkat dukungan dan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Bank BPD DIY. Keberhasilan pencapaian secara merchant QRIS di DIY sudah berjalan dengan baik, namun masih perlu ditingkatkan sosialisasi penggunaan QRIS tersebut kepada masyarakat dalam bertransaksi.
" Mudah-mudahan kita terus maju bersama untuk mengembagkan suatu sistem yang baik guna mewujudkan ekosistem berbasis digital di adalaDIY. Kata kuncinya adalah sosialisasi penggunaan QRIS dalam bertransaksi. Kita akan lakukan monitoring implementasi penggunaan QRIS, ini menjadi target kami saat ini di DIY," tandasnya.
QRIS berupaya memberikan layanan yang baik secara real time sehingga apabila bertransaksi hari ini maka uang akan masuk ke rekening langsung hari ini pula. Dengan kemudahan layanan transaksi digital ini, dinilainya akan sangat membantu dalam permodalan pelaku UMKM. Artinya uangnya siap dipakai setiap saat semisal untuk belanja bahan baku dan sebagainya.
" Kami dengan berbagai pihak akan terus menggalakkan penggunaan QRIS kedepannya. Tentunya kami berharap QRIS dapat menjadi salah satu gaya hidup transaksi non tunai atau cashless yang sudah terinternalisasi di masyarakat. Kita bayar tidak harus pakai uang tunai sekarang beralihlah dengan non tunan," papar Miyono.
BI DIY juga berupaya lebih gencar memberikan sosialisasi penggunaan QRIS kepada masyarakat, khususnya melalui upaya edukasi kepada masyarakat. Edukasi ini guna merubah pola pikir atau mindset masyarakat dari pembayaran tunai ke pembayaran non tunai digital. Terlebih berdasarkan data statistik, transaksi digital di DIY menunjukkan kenaikan cukup besar dan signifikan sejauh ini.
" Kita tetap akan semakin memperbanyak jumlah merchant QRIS, tetapi implementasi penggunaan QRIS-nya yang perlu kita dorong saat ini. Jangan-jangan sudah ada merchant QRIS-nya, tetapi masyarakat masih bertransaksi tunai, itulah yang menjadi fokus dan perhatian kami sekarang," tandasnya. (Ira)