Dihantam Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi DIY 2020 Diperkirakan Negatif

Photo Author
- Senin, 12 Oktober 2020 | 03:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Pertumbuhan perekonomian DIY sepanjang 2020 dinilai masih negatif sebagai dampak pandemi Covid-19. Untuk itu, serapan pasar perlu ditingkatkan sehingga akan membantu menggerakan pertumbuhan ekonomi khususnya daya beli atau konsumsi masyarakat supaya terjadi perputaran uang kembali.

"Perekonomian DIY akan tumbuh lebih baik pada Kuartal III maupun IV 2020 meskipun masih negatif tetapi tidak terkontraksi terlalu dalam seperti kuartal sebelumnya. Yang jelas sudah ada pemulihan-pemulihan ekonomi di beberapa sektor, tetapi belum pulih yang bagus alias belum pulih seutuhnya," papar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Miyono di Yogyakarta, Minggu (11/10/2020).

Miyono menyampaikan pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY Triwulan III 2020 akan lebih baik daripada Triwulan II 2020. Sehingga secara umum pertumbuhan ekonomi DIY masih akan negatif pada tahun ini. Terlebih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali diberlakukan di pusat di masa pandemi Covid-19 yang tidak diketahui kapan berakhir.

"Perekonomian kita akan tumbuh lebih baik pada Triwulan III 2020 ini dibandingkan sebelumnya, tetapi ya masih negatif tetapi tidak terlalu sampai dalam sekali. Sektor pertanian dan industri pariwisata setidaknya bisa diandalkan guna mengerem tekanan pada pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Kepala Biro Administrasi, Perekonomian dan SDA Setda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti mengaku pihaknya juga masih optimis pertumbuhan ekonomi DIY akan lebih bagus pada Triwulan III daripada Triwulan II 2020 sebelumnya yang mengalami kontraksi cukup dalam. Pemda DIY ingin meningkatkan serapan pasar sehingga akan membantu menggerakan pertumbuhan ekonomi khususnya daya beli atau konsumsi masyarakat.

"Kami masih optimis pertumbuhan ekonomi Triwulan III ini lebih bagus dari sebelumnya. Harapannya pertumbuhan ekonomi DIY bisa mendekati 0 persen alias bergerak ke arah positif," tandasnya.

Made mengungkapkan kondisi di DIY pada prinsipnya daya beli masyarakatnya masih sangat rendah. Sebaliknya produksi meningkat dengan serapan kurang sehingga perputaran uang menjadi mandek atau berhenti saat ini. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB
X