Imbas Corona, Penjualan Telur Puyuh Terkendala

Photo Author
- Senin, 4 Mei 2020 | 03:10 WIB
Peternakan burung puyuh terkena imbas virus Corona. (Sulistyanto)
Peternakan burung puyuh terkena imbas virus Corona. (Sulistyanto)

PANDEMI virus Corona berimbas pula pasa usaha peternakan burung puyuh. Satu di antaranya, telur-telur yang sudah terkumpul diambil oleh pengepul, semakin tak menentu waktunya. Sedangkan pada hari-hari normal atau sebelum ada Covid-19, rata-rata empat hari sekali sudah bisa diambil pengepul telur puyuh.

Hal tersebut diungkap salah satu peternak puyuh asal kawasan Sidomoyo Sleman, Widiatmoko, Minggu (3/5/2020). Seumpama bisa diambil pengepul, bisa tujuh sampai 10 hari sekali. Adapun menurunnya penjualan telur puyuh, antara lain tak sedikit lokasi kuliner masih tutup dan tak ada pesta pernikahan. Padahal tak sedikit lokasi kuliner biasa menyediakan olahan telur puyuh. Demikian juga saat ada pesta pernikahan ataupun beragam syukuran sering disediakan olahan telur puyuh.

“Saya bisa memaklumi, pihak pengepul menjadi tak mudah untuk menjual telur puyuh mentah maupun sudah masak. Pengepul yang biasa ambil telur di tempat saya, biasa juga membuat sate telur puyuh lalu dijual ke beberapa lokasi kuliner termasuk warung-warung soto,” ungkap Moko, sapaan akrab Widiatmoko.

Selain terkendala penjualan telur, lanjutnya, harga pakan puyuh buatan pabrik juga mengalami peningkatan. Guna mengurangi banyak pengeluaran untuk pembelian pakan, ia pun mengurangi jumlah ternak puyuhnya. Terutama yang sudah mendekati masa apkir, yakni umur antara 10 sampai 12 bulan. Sebelumnya ada 2.000 ekor burung puyuh, saat ini tinggal 700 ekor. Dari jumlah populasi puyuh, telur yang dihasilkan rata-rata 80 persennya.

“Tapi puyuh dengan umur tiga sampai lima bulan, sedang bagus-bagusnya produksi telurnya. Sehingga, jumlah telur bisa sekitar 90 persen dari populasi yang dipelihara. Misalnya, ada 1.000 ekor puyuh, jumlah telurnya bisa sekitar 900 butir,” ungkapnya.

Sedangkan harga telur puyuh, saat ini kisaran Rp 235 perbutir (diambil oleh pengepul). Harga ecer di pasaran sekitar Rp 250 perbutir. Untuk puyuh apkir, karena produksi telurnya sudah tak bagus, rata-rata dihargai Rp 3.500 perekor. Puyuh apkir ada pengepulnya tersendiri, lalu disembelih atau dijadikan sebagai puyuh potong.

“Istri saya yang jualan pakaian di Beringharjo, sejak merebak virus Corona juga libur dahulu sampai sekarang. Awal-awal dulu sempat buka, tapi tak ada pembelinya,” beber Moko. (Yan)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB
X