KRjogja.com - YOGYA - Perekonomian DIY diproyeksikan tetap kuat dengan berada pada kisaran 4,8 hingga 5.6 persen (yoy) pada 2024. Sejalan dengan perekonomian Nasional, pertumbuhan ekonomi DIY didorong masih kuatnya permintaan domestik disertai kunjungan wisawatan ke DIY. Namun, demikian terdapat beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai karena memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi DIY.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim mengatakan potensi yang mendukung pertumbuhan ekonomi di DIY seperti kenaikan UMP dan UMK tahun 2024 sebesar 7,27% dan kenaikan gaji dan tukin ASN sebesar 8% akan. Potensi tersebut bakal mendorong peningkatan konsumsi masyarakat nantinya.
"Frekuensi cuti bersama dan hari libur nasional di 2024 selama 27 hari lebih banyak dibanding 2023. Hal ini mendorong peningkatan konsumsi dengan bertambahnya jumlah wisatawan di DIY kedepannya," ujar Ibrahim didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Hermanto di Yogyakarta, Kamis (7/3/2024) lalu.
Baca Juga: Satlantas Polres Purbalingga Gelar Police Goes to Pesantren
Ibrahim menyebut potensi berikutnya pembangunan infrastruktur pemerintah daerah, diantaranya pembangunan jalan, jembatan, rest area, dan revitalisasi jalan. Adanya sinyal positif terkait pembangunan ekonomi pada kedua negara tujuan utama ekspor DIY.
"Masih adanya potensi inflasi yang meningkat akibat tekanan global maupun domestik yang mempengaruhi ekspektasi konsumen. Investor cenderung wait and see di tengah dinamika politik menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2024," tuturnya.
Tantangan berikutnya, Ibrahim menyebut dampak penutupan terusan Suez yang mempengaruhi kelancaran dan biaya ekspor impor dari/ke Indonesia. Selain itu, adanya kenaikan bahan baku konstruksi secara global yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nantinya.
Baca Juga: Industri Manga dan Anime Berduka, Pengarang 'Dragon Ball' Akira Toriyama Tutup Usia
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi DIY triwulan IV 2023 tumbuh positif 4,86% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,96% (yoy). Dengan capaian itu, secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian DIY tumbuh 5,07% (yoy) tertinggi se-Jawa dan lebih tinggi dibandingkan Nasional.
Pertumbuhan ini didorong penghapusan PPKM sejak akhir 2022, sehingga menjadi pendorong aktivitas wisata sepanjang 2023, termasuk pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru). Persiapan pelaksanaan kampanye pemilu di akhir tahun serta berlanjutnya pembangunan PSN dan proyek strategis daerah lainnya.(Ira)