KRjogja.com - YOGYA - Di tengah gelombang ketidakpastian ekonomi global dan tekanan struktural dalam negeri, DIY mengambil langkah progresif dengan membentuk Komite Ketangguhan Ekonomi Jogja atau Jogja Economic Resilience Committee (JERCO). Komite ini lahir sebagai bentuk kolaborasi strategis antara dunia usaha, akademisi, dan pemerintah daerah untuk memperkuat daya tahan ekonomi lokal.
Tim Ahli Komite Amirullah Setya Hardi mengatakan langkah ini mendapat sorotan seiring penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF menjadi 2,8% pada 2025 serta kinerja ekonomi Indonesia yang melambat pada kuartal pertama. DIY sendiri mencatat pertumbuhan 5,11%, namun mulai merasakan tekanan melalui penurunan neraca perdagangan dan melemahnya sektor pariwisata.
"Pembentukan JERCO menjadi penting untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari gejolak global dan domestik. Ketangguhan ekonomi bukan hanya soal bertahan, tapi juga soal adaptasi dan inovasi. JERCO hadir untuk menjembatani itu," ujarnya di Yogyakarta, Rabu (14/5/2025).
Baca Juga: Patroli Gabungan Sisir Tempat Nongkrong dan Karaoke
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana menyampaikan dengan hadirnya JERCO, DIY ingin membuktikan krisis bisa menjadi momentum pembaruan. Komite ini diharapkan mampu memperkuat fondasi ekonomi DIY agar tetap tangguh, inovatif, dan relevan di tengah perubahan zaman
Ketua JERCO Tim Apriyanto menjelaskan komite ini akan menjalankan tiga program inti. Tiga program tersebut yaitu monitoring dan Analisis untuk memberikan sinyal dini dan kajian prediktif kepada pelaku ekonomi. Kemudian advokasi Kebijakan agar suara dunia usaha sampai ke pengambil kebijakan secara efektif. Kegiatan Kemanusiaan yang mendukung masyarakat dan UMKM terdampak perlambatan ekonomi.
Baca Juga: Cerita Demianus Kry, 'Pace' Papua yang Sukses Raih Sarjana Teknik Sipil Sambil Jualan Roti Bakar
"Perhatian khusus juga diarahkan pada sektor ekonomi kreatif (ekraf), yang menjadi tulang punggung ekonomi DIY. Meski menyumbang 70% pendapatan daerah, sektor ini menghadapi tantangan serius seperti digitalisasi yang belum merata, penurunan minat wisata, serta kesenjangan keahlian tenaga kerja," tuturnya.
Wakil Ketua KADIN DIY Bidang Advokasi & Regulasi Irsyad Thamrin menegaskan perlunya sinergi dalam pengambilan kebijakan yang responsif terhadap kondisi riil di lapangan. Sementara itu, Wakil Ketua KADIN Bidang Organisasi & Keanggotaan Robby Kusumaharta menyebut JERCO sebagai ruang strategis untuk membangun solidaritas dan resiliensi ekonomi secara inklusif. (Ira)