krjogja.com -JAKARTA- Di tengah tingginya kinerja perekonomian global sebagai dampak kebijakan tarif saat ini, respons kebijakan bank sentral dituntut untuk proaktif dan berwawasan ke depan .
Dalam konteks ini, Executives' Meeting of East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) memainkan strategi dalam memperkuat sinergi lintas kawasan melalui tiga agenda utama, yaitu penguatan integrasi perdagangan kawasan, jaring pengamanan keuangan regional, dan perluasan konektivitas sistem pembayaran serta keuangan melalui inisiatif pembayaran antarnegara dan transaksi mata uang lokal.
“”Demikian fokus utama pertemuan gubernur bank sentral negara anggota EMEAP ke-30 di Bangkok, Thailand,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, dalama siaran persnya di Jakarta, Rabu (23/7).
Baca Juga: Pieter Huistra Beri Pesan Ini untuk Maguwoharjo, PSIM Tetap Komitmen Dahulukan PSS
Dikatakan, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan keseimbangan eksternal yang terjaga meskipun dihadapkan pada tantangan fragmentasi geoekonomi global.
Dalam pertemuan ini juga dibahas beberapa tantangan utama yang dihadapi diantaranya peningkatan ketegangan geopolitik, perkembangan dinamika inflasi, percepatan digitalisasi dan adopsi kecerdasan buatan; serta peningkatan ancaman iklim dan lingkungan.
Para gubernur bank sentral EMEAP sepakat menginisiasi optimalisasi mekanisme kerja EMEAP dalam memperkuat stabilitas dan ketahanan kawasan. EMEAP juga akan mendukung perkembangan di bidang pasar keuangan, pengawasan dan resolusi perbankan, sistem pembayaran dan infrastruktur keuangan, dan digitalisasi.
Sementara untuk menghadapi dinamika inflasi yang bersumber dari sisi penawaran, para gubernur melihat pentingnya penguatan kebijakan komunikasi guna menjaga kredibilitas dan ekspektasi dalam mewujudkan stabilitas. Lebih lanjut, pertemuan Gubernur EMEAP ke-31 akan diselenggarakan pada tahun 2026 di Singapura. (Lmg)