YOGYA, KRJOGJA.com - Nilai ekspor DIY mencapai USD 55,7 juta pada November 2021 yang naik 14,37 persen dibanding Oktober 2021 maupun 63,34 persen dibanding November 2020. Kompak dengan kinerja ekspor, nilai impor DIY mencapai USD 15,0 juta, naik 27,12 persen dibandingkan Oktober 2021 atau turun 14,77 persen dibandingkan November 2020.
"Secara kumulatif, nilai ekspor DIY Januari–November 2021 mencapai USD 492,9 juta atau naik 39,55 persen dibanding periode yang sama pada 2020. Ekspor November 2021 terbesar adalah ke Amerika Serikat (AS) USD 28,8 juta, disusul Australia USD 3,3 juta dan Jepang US$2,4 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 61,94 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sugeng Arianto di Yogyakarta, Minggu (9/1/2021).
Sugeng menyampaikan peningkatan terbesar ekspor terjadi pada pakaian jadi bukan rajutan sebesar Ud $3,2 juta atau 20,25 persen. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kertas/karton USD 1,3 juta atau 72,22 persen. Menurut sektor, ekspor hasil industri pengolahan naik 39,81 persen dibanding periode yang sama tahun 2020 dan ekspor hasil pertanian naik 14,29 persen.
"Ekspor DIY terbesar dikirim melalui Jawa Tengah dengan nilai USD 33,1 juta atau 59,43 persen diikuti DKI Jakarta USD 21,3 juta atau 38,24 persen dan Jawa Timur USD 1,3 juta atau 2,33 persen," imbuhnya.
Secara kumulatif, Sugeng menyatakan nilai impor Januari-November 2021 mencapai USD 139,5 juta atau naik 24,22 persen dibanding periode yang sama 2020. Tiga negara pemasok barang impor terbesar November 2021 adalah Hongkong USD 5,3 juta disusul China USD,8 juta dan Taiwan USD 1,4 juta. Tiga negara pemasok barang impor terbesar dari China USD 41,1 juta atau 29,46 persen, Hongkong USD 32,6 juta atau 23,37 persen dan AS USD 14,0 juta atau 10,04 persen.
"Tiga besar kelompok komoditas impor November 2021 adalah filamen buatan USD 3,7 Juta, kain tenunan khusus USD 2,1 juta dan kain ditenun berlapis USD 1,6 juta. Peningkatan impor golongan barang terbesar November 2021 dibandingkan Oktober 2021 berasal kain tenunan khusus USD 1,1 juta atau 110 persen, sebaliknya penurunan terbesar mesin/peralatan listrik USD 0,5 juta atau 62,50 persen," paparnya.
Menurut golongan penggunaan barang, Sugeng menegaskan nilai impor Januari-November 2021 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada barang konsumsi 30,94 persen. Sedangkan peningkatan terjadi pada bahan baku/penolong 33,78 persen dan barang modal 52,94 persen. Neraca perdagangan DIY November 2021 mengalami surplus USD 40,7 juta, demikian juga kumulatif Januari-November 2021 surplus USD 353,3 juta. (Ira)