YOGYA, KRJOGJA.com- Bank Indonesia (BI) menilai inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali pada 2021 ditengah pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Meskipun di tengah kebijakan pengetatan, inflasi DIY pada 2021 berpotensi berada pada sasaran 3±1 persen (yoy), namun dimungkinkan cenderung berada pada batas bawah kisaran 2,1 sampai 2,5 persen (yoy).
"Rendahnya inflasi di DIY pada tahun ini disebabkan daya beli masyarakat yang masih sangat terbatas. Sehingga serapan komoditas pangan masih rendah, terlebih ditambah dengan adanya PPKM Level 4 yang diterapkan di DIY sampai 2 Agustus 2021 mendatang," ujar Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Miyono di Yogyakarta, Selasa (27/7/2021).
Miyono mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY terus berupaya untuk menjaga kelancaran distribusi bahan pangan selama masa PPKM Darurat hingga PPKM Level 4 ini. Setidaknya perbaikan ekonomi pada 2022 diperkirakan akan mendorong inflasi DIY pada kisaran wajar 3,0 sampai 3,4 persen.
"Kami telah melakukan simulasi potensi dampak dari kebijakan pengetatan tersebut terhadap kondisi ekonomi di DIY. Jika PPKM Level 4 diperpanjang sampai Agustus 2021, maka ekonomi DIY berpotensi turun pada range di bawah proyeksi. Kami meyakini ekonomi DIY masih akan berlanjut pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,4 sampai 5,4 persen," tuturnya.
Selanjutnya, Miyono menyampaikan pihak pun telah memberikan beberapa rekomendasi agar tahan dampak negatif pandemi bagi perekonomian DIY antara lain menghimbau dan menguatkan semangat gotong royong yang merupakan budaya leluhur DIY. Aksi belanja di tetangga terdekat merupakan langkah yang konkret menghidupkan sektor usaha UMKM.
"Aksi tolong menolong warga yang sedang isolasi mandiri (isoman) Covid-19 perlu diapresiasi. Karena selain menjaga ketahanan aspek ekonomi juga diyakini mampu memutus mata rantai Covid-19," imbuhnya.
Masyarakat utamanya kelas menengah ke atas perlu didorong terus berkonsumsi. Konsumsi ini diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian sekitar. Masyarakat kelas menengah ke atas agar konsumsi tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga dapat membantu tetangga yang sedang membutuhkan bantuan khususnya sembako. TPID DIY harus mengoptimalkan memanfaatkan platform media sosial resmi untuk komunikasi kebijakan pada masa pandemi maupun untuk promosi produk pangan dengan harga yang terjangkau.
"Instansi dalam TPID, termasuk BI DIY akan berkomitmen untuk membantu menyerap komoditas dari petani, baik melalui Program ASN Peduli Inflasi dan diusulkan untuk memperluas ke Instansi lain yang pegawainya memiliki stabil pemasukan atau pendapatan. Kami juga mendorong masyarakat untuk terus berkonsumsi, utamanya melalui transaksi digital. Karena pergi ke pasar atau supermarket dibatasi dan masyarakat masih banyak yang takut dan khawatir sehingga berbelanja secara digital," pungkas Miyono. (Ira)Â