YOGYA, KRJOGJA.com - Bank Indonesia (BI) siap mendukung pengembangan potensi wakaf di DIY seoptimal mungkin dengan menggandeng berbagai pihak. Optimalisasi potensi wakaf di DIY apabila dikoordinasikan dengan baik, dikelola secara profesional dan didukung Pemerintah dapat memberikan dampak positif pada pembangunan ekonomi daerah, salah satunya mengakselerasi pemecahan masalah sosial seperti kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Perwakilan BI DIY Hilman Tisnawan mengatakan BI merupakan lembaga negara yang mempunyai visi dan misi untuk memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian di tanah air. Salah satunya potensi kekuatan ekonomi umat dan bahkan belum menjadi prioritas adalah wakaf.
"Wakaf jangan hanya dipandang dalam konteks sempit, tetapi lebih luas dalam pemberdayaan umat. Khususnya wakaf uang yang kini telah dikembangkan dengan digitalisasi sehingga makin diminati generasi milenial karena lebih mudah, cepat, aman dan nyaman," paparnya di Yogyakarta, Kamis (16/4/2021).
Hilman menuturkan wakaf tidak hanya sekedar berwujud bangunan atau tanah semata, namun ada pula wakaf berbentuk uang. Untuk itu, BI melihat potensi dana umat yang sangat besar bisa dikembalikan bagi umat dalam konteks pemberdayaan umat, salah satunya guna membantu mengatasi problematika tingginya angka kemiskinan di DIY. Di sisi lain, program-program pengentasan kemiskinan yang disusun Pemda DIY sudah sangat banyak dan memang memerlukan dukungan dana diluar APBD.
"Rasanya sangat elok, wajar dan pas jika wakaf ini ditujukan untuk pemberdayaan ekonomi umat di DIY sendiri. Jika kita melihat potensi dana umat sangatlah besar, termasuk diantaranya potensi wakaf," tegasnya.
Potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai Rp 188 triliun per tahun dan aset wakaf Rp 2.000 triliun per tahun berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) pada 2019. Namun sayangnya, realisasi wakaf baru terealisasi ± Rp 30 miliar per tahun. BI yang memang diberikan amanah rakyat agar berkontribusi nyata maka mendukung upaya pngembangan potensi wakaf, terutama dengan digitalisasi.
"Untuk menjawab tantangan perwakafan tersebut, BI DIY menginisiasi program Jogja Berwakaf yang telah memberikan dampak positif sejak 2019. Program yang sejalan dengan Blueprint Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah ini kami lanjutkan tahun ini dengan menggandeng berbagai pihak," tuturnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Miyono menambahkan wakaf memiliki potensi yang besar di Indonesia, tidak terkecuali di DIY. Indonesia adalah ranking pertama Negara paling dermawan berdasarkan World Giving Index 2018. Dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 267 juta jiwa, setidaknya 69 persen atau 185 juta jiwa adalah kelompok penduduk usia produktif.
"Asumsinya, apabila 30 persen dari penduduk Indonesia usia produktif berwakaf masing-masing sebesar Rp 20.000 per bulan, maka potensi wakaf Indonesia bisa mencapai Rp14,8 triliun per tahun," tambahnya. (Ira)