ADA kabar gembira saat Ramadan kali ini. Yaitu terkait ibadah haji 1443 H/2022 M, di mana Saudi menetapkan kuota 1 juta jemaah. Seperti berita yang dirilis situs resmi kemenag.go.id, juga menjadi headline harian tercinta ini, Minggu Legi (10/4/2022). Dijelaskan, Kerajaan Arab Saudi resmi mengumumkan bahwa musim haji tahun ini siap menerima jemaah dari dalam dan luar Saudi total mencapai satu juta jemaah. Tentu ini kabar bahagia dan melegakan. Mengingat dua tahun terakhir jemaah haji kita mesti memendam kerinduan untuk bersujud langsung di depan Kakbah, ataupun bersimpuh melangitkan doa di Masjid Nabawi.
Masih dalam berita yang sama disebutkan, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi dalam surat pengumumannya menyebutkan, haji tahun ini dilakukan dengan dua ketentuan. Pertama, haji terbuka untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan telah menerima vaksinasi Covid-19 yang disetujui Kementerian Kesehatan Saudi. Kedua, jemaah yang berasal dari luar Kerajaan Saudi wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif Covid-19 yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
Apapun itu, tentu sekali lagi kabar di atas patut kita syukuri bersama. Lalu apa korelasinya dengan bulan Ramadan ini? Kanjeng Nabi Muhammad SAW bersabda: Shumu Tashihhu “Puasalah niscaya kamu akan sehat†(HR. al-Thabrani). Ibadah puasa yang kita jalani saat ini, adalah exercise terbaik untuk menyehatkan badan kita. Badan yang sehat alias mampu dan istitha’ah adalah syarat mutlak untuk turut serta menjadi bagian jemaah haji tahun ini. Maka kesempatan Ramadan ini mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kami sangat berharap, seluruh jemaah haji yang tertunda keberangkatan pada tahun 2020 dan 2021 dapat menjaga kesehatan demi Haji Sehat dan Haji Mabrur.
Dasar istitha’ah dalam Ibadah Haji adalah seperti tercantum dalam Alquran: “…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup (istithaah) mengadakan perjalanan ke Baitullah…†(QS.Ali Imran [3]: 97). Ayat ini menyatakan bahwa ibadah haji hanya diwajibkan kepada orang yang telah sanggup mengadakan perjalanan untuk haji, yang lazim disebut dengan istitha’ah.
Istitha’ah dalam makna luas diartikan pula sebagai kemampuan jemaah haji secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban terhadap keluarga. Istitha’ah Kesehatan Jamaah HajiM adalah kemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan agama.
Salah satu cara mewujudkan istitha’ah haji pada musim pandemi ini adalah percepatan pelaksanaan vaksin booster. Alhamdulillah kami mendapat support dan dukungan penuh dari Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah DIY, Pemerintah Daerah DIY (Dinas Kesehatan), termasuk lembaga-lembaga keagamaan seperti Dewan Masjid Indonesia (DMI), PWNU dan PWM DIY serta lain-lainnya untuk terus melakukan percepatan vaksinasi booster. Ini semua dilakukan agar semakin cepat umat mendapat perlindungan secara lahiriah.
Maka, Ramadan tahun ini benar-benar momentum tepat untuk meningkatkan iman dan imun. Meningkatkan iman melalui pelbagai amaliyah ibadah yang kita lakukan, juga meningkatkan imun karena puasa itu menyehatkan, dilengkapi dengan program vaksinasi booster yang saat ini tengah digencarkan.(Dr H Masmin Afif MAg. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY)