"Itu adalah pengalaman yang baik karena saya mulai mencoba merenungkan Tuhan. Saya bertemu banyak orang Kristen di sepanjang jalan. Jadi itu adalah peristiwa besar karena saya berbicara dengan Tuhan sambil berjalan dan saya memintanya untuk mewujudkan dirinya dalam hidup saya. Saya ingin menemukannya. Dan saya percaya bahwa berjalan adalah bagian dari proses tersebut,"ujarnya.
Di akhir perjalanannya yang menempuh 1.000 km, Julien berbagi perasaanya, "Sayangnya, setelah berjalan 1.000 kilometer, saya tiba di Santiago de Compostela. Saya menghadiri sebuah upacara dan ada seorang pria Brasil yang datang ke arah saya dengan sepeda dan itu membuat saya takut. Kemudian saya mengatakan kepadanya sebuah penghinaan dalam bahasa Brasil dan dia juga menjawab dengan sesuatu yang buruk."
"Ketika dia merasa sangat buruk setelah berjalan 1.000 kilometer, saya pikir saya merasa lebih suci. Jadi setelah kejadian ini, saya sadar jalan kaki saja tidak cukup. Anda harus berjalan dengan sesuatu yang memberi Anda bimbingan untuk tidak menyakiti perasaan orang lain," katanya.