DULU untuk mencari investor tim IWAK sering ditolak. Saat ini ada puluhan orang yang rela antri di daftar tunggu untuk menjadi investor.
IWAK merupakan startup atau perusahaan rintisan digital yang tengah naik daun. Mereka melakukan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan lele. Sederhananya startup yang didirikan 5 mahasiswa asal UGM Yogyakarta ini menyediakan platform yang menghubungkan investor dengan keluarga pembudidaya ikan.
Dua orang founder IWAK Rushan Faizal dan Hestyriani Anisa bercerita, sampai sekarang setelah diluncurkan resmi pada akhir tahun 2015, setidaknya sudah ada 279 Investor yang bergabung, 68 kolam telah terpasang dan 15 keluarga mulai hidup sejahtera. "Minimal saya bisa melihat mereka makan 3 kali sehari dan bisa menyekolahkan anak-anaknya," kata Rushan.
Bukan itu saja, saat ini IWAK untuk sementara bahkan menerapkan sistem waiting list atau daftar tunggu bagi orang-orang yang ingin menjadi investor. "Ada sekitar 50 orang yang masuk daftar tunggu. Sementara ini kami memang tengah melakukan pengembangan sistem dan manajemen," kata Rushan Faizal saat berbincang dengan KRjogja.com di kantor Entrepreneur Development Service (EDS) UGM, belum lama ini. Di laman IWAK.me sendiri memang diumumkan pendaftaran investasi baru ditutup sementara mulai tanggal ​5 Juli - 15 September 2016.​ Bagi yang mendaftar bisa mengisi data diri untuk masuk ke daftar tunggu.
Mengawali dari Kegalauan
Kesuksesan IWAK bukan datang sekejap. Rushan tersenyum sambil menerawang, mengingat-ingat awal mula melahirkan startup ini bermula dari kegalauan. Awalnya pemuda asal Nganjuk, Jawa Timur ini tengah pulang kampung. Ia tengah bermain di rumah pamannya. Melihat banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan membuat ia gelisah. Pikirannya pun melebar kemana-mana, ia ingat, di desanya, selain dirinya hanya ada 3 orang yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ada lahan sangat luas yang tidak banyak dimanfaatkan di sisi lain kesejahteraan yang kurang. Rushan berpikir apa yang bisa ia lakukan. Sampai kemudian ia bertemu dengan seorang rekan yang membudidayakan ikan. Akhirnya Rushan, memutuskan untuk membuat usaha rintisan berupa kolam portbale ikan lele. "Ikan lele dipilih karena mudah perawatannya dan cepat panenannya," ujar Rushan yang tengah menyelesaikan skripsi di Jurusan Ilmu Komputer UGM.
Rushan, yang merupakan mahasiswa Ilmu Komputer UGM ini berpikir, antara rencana yang akan ia lakukan dengan kemampuan yang ia miliki yaitu di bidang komputer. Selain itu ia ingin usaha yang ingin ia lakukan bukan sekadar bisnis, namun memiliki manfaat untuk orang-orang yang membutuhkan. Iapun berkolaborasi dengan rekan-rekannya untuk menerapkan teknologi dalam budidaya ikan lele portable. Diantaranya dengan memanfaatkan sensor yang bisa mengukur suhu kolam, Ph, bahkan pemberian pakan otomatis.