Krjogja.com - WISATA candi? DIY dan Jawa Tengah gudangnya. Di kedua daerah ini, terdapat banyak sekali candi dengan berbagai latar belakang keagamaan maupun ukuran/dimensinya. Ada candi-candi besar seperti Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, maupun Candi Prambanan yang terletak di wilayah Sleman, DIY dan Klaten, Jawa Tengah.
Tidak jauh dari lokasi berdirinya Candi Prambanan, terdapat banyak bangunan candi yang sudah dipugar dan direkonstruksi, maupun yang sedang dalam tahap pemugaran. Salah satu kompleks percandian yang semakin tertata dan semakin menarik untuk dikunjungi adalah Candi Plaosan yang terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Candi Plaosan ini dikenal dengan nama Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Letak kedua candi tersebut memang terpisah jalan beraspal, di Utara jalan (Candi Plaosan Lor) dan di Selatan jalan (Candi Plaosan Kidul). Meski sebenarnya merupakan satu kesatuan yakni Kompleks Candi Plaosan.
Khusus area Candi Plaosan Lor, lokasinya lebih luas dibandingkan Candi Plaosan Kidul. Belakangan semakin banyak wisatawan Nusantara maupun mancanegara yang berdatangan ke Kompleks Candi Plaosan ini. Lingkungan Candi Plaosan Lor memang sudah cukup tertata rapi, di dalam kompleks percandian terhampar rumput menghijau, cukup nyaman bagi yang ingin berlama-lama menyaksikan keunikan dan kemegahan karya nenek moyang bangsa Indonesia tersebut.
Tak jarang kawasan Candi Plaosan Lor ini digunakan untuk pengambilan gambar/syuting video, pemotretan prewedding, maupun aktivitas lainnya. Saat 'Kedaulatan Rakyat' berkunjung ke Candi Plaosan Lor ini pun ada beberapa anak muda yang sedang menggambar sketsa di beberapa sudut kompleks. Banyak pula rombongan pelajar/mahasiswa maupun instansi dan korporat yang berwisata di tempat ini. Sementara di luar area candi, di sekitar Desa Bugisan, sering digunakan para penggemar sepeda sebagai jalur gowes dengan tema wisata candi.
Sumber Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan, Kompleks Candi Plaosan terkesan menjadi dua kompleks yang dikenal sebagai Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Disebut demikian karena saat ini kedua lokasi tersebut dipisahkan jalan raya. Namun dari temuan parit yang mengelilingi Kompleks Candi Plaosan Lor dan Plaosan Kidul diasumsikan bahwa kedua kelompok tersebut sebenarnya merupakan satu kesatuan yang dikenal sebagai Kompleks Candi Plaosan.
Kompleks Candi Plaosan Lor merupakan sebuah kompleks percandian yang terdiri dua bangunan Candi Induk dikelilingi enam Candi Patok, 58 Candi Perwara dan 116 Stupa Perwara, serta ditambah satu bangunan Mandapa. Pada beberapa Candi Perwara dijumpai tulisan-tulisan pendek yang memberikan indikasi bahwa bangunan tersebut merupakan sumbangan dari bawahan raja.
De Casparis mengatakan, Kompleks Candi Plaosan didirikan pada pertengahan Abad ke-9 Masehi, antara tahun 825-850 M. Pendapat Casparis ini didasarkan data prasasti, gaya seni dan arsitektur Candi Plaosan.
Dikatakan pula, candi ini dibangun oleh Raja Putri dari Dinasti Syailendra yang bergelar Sri Kahulunnan, dibantu Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Sri Kahulunnan adalah ratu yang berasal dari Dinasti Syailendra penganut Agama Buddha yang disamakan dengan Pramodawardhani. Berdasarkan Prasasti Karangtengah Tahun 824 M, diketahui bahwa Pramodawardhani adalah anak Raja Samaratungga yang membangun Candi Mendut (Venuvana), yang dalam pembangunannya dibantu raja penganut Agama Hindu bernama Rakarayan Patapan Pu Palar yang disamakan dengan Rakai Garung. Hal ini serupa dengan pembangunan Candi Plaosan yang diprakrasai oleh Sri Kahulunnan atau Pramodawardhani yang beragama Buddha dibantu Rakai Pikatan, raja beragama Hindu yang juga merupakan suaminya.
Candi Plaosan merupakan candi di Kawasan Prambanan yang mempunyai nilai penting dan perlu tindakan pelestarian. Candi ini dapat menunjukkan harmoni dua agama yang hidup saling berdampingan yakni Hindu dan Buddha. Pelestarian candi ini meliputi pelestarian kompleks candi itu sendiri beserta lingkungannya sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
BPCB Jateng menyebut, Candi Plaosan dulunya merupakan tanah perdikan dan memerlukan dukungan dari wilayah sekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan pangan yang didukung dari persawahan di sekitarnya. Sampai sekarang lingkungan persawahan ini masih ada di Kompleks Candi Plaosan. Areal persawahan ini perlu dipertahankan sebagai upaya mempertahankan lanskap budaya. (M Nur Hasan)