Krjogja.com - JAKARTA - Sampah plastik low-value seperti kantong kresek bekas kerap tidak terkelola dengan baik karena berat jenisnya yang ringan dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomi signifikan.
Sebagai perusahaan yang berperan aktif dalam penerapan ekonomi sirkular sebagai bagian dari komitmen terhadap nilai environmental, social, and governance (ESG), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) menaruh perhatian besar terhadap permasalahan sampah di Indonesia khususnya sampah plastik bernilai rendah (low-value).
Kurangnya pengelolaan sampah plastik low-value ini mendorong Chandra Asri untuk menginisiasi kemitraan multi-pihak dalam kolaborasi pemanfaatan sampah plastik low-value untuk dijadikan campuran aspal. Demikian Sekertaris Dinas PUPR Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih, Wakil Ketua Adupi, Justin Wiganda dan Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai dalam diskusi mengenai Pemanfaatan Sampah Plastik Low-Value Untuk Infrastruktur yang Berkelanjutan, di Jakarta, kemarin.
Keduanya menjelaskan sampah plastik kresek yang tergolong low-value dapat diolah kembali dalam konsep ekonomi sirkular untuk menjadi aspal plastik. Sebagai bahan baku campuran aspal dengan spesifikasi tertentu, sampah plastik low-value dapat meningkat nilai ekonominya menjadi high-value karena dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Salah satu langkah penting dalam mengimplementasikan aspal dengan campuran sampah plastik low value tersebut adalah kolaborasi dan peran aktif multi pihak untuk mewujudkannya.
Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan, “Melalui momentum peringatan Hari Sampah Nasional ini kami ingin menekankan kembali pentingnya kolaborasi multipihak untuk mengentaskan permasalahan sampah di Indonesia. Bersama para mitra, kami terus berupaya membangun rantai pasok terbaik untuk mendukung implementasi program aspal plastik sebagai salah satu inisiatif ekonomi sirkular kami. Program aspal plastik ini juga menjadi medium kami untuk memberikan nilai dan mendorong pengelolaan sampah plastik low-value sekaligus membantu pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam penyediaan infrastruktur berkelanjutan bagi masyarakat.”
Pemanfaatan sampah plastik low-value untuk pengaspalan jalan juga sudah dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia. Berdasarkan penelitian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penambahan sampah plastik low-value jenis kresek terbukti dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40%. Salah satu daerah yang telah sukses mengimplementasikan jalan aspal plastik adalah Kabupaten Garut. Berkolaborasi dengan Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito, Pemerintahan Kabupaten Garut berkomitmen untuk menerapkan jalan aspal plastik sepanjang 50 km pada tahun 2022 hingga 2023.
Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih mengatakan, “Kami menyambut baik terjalinnya sinergi antara Pemerintah dan mitra di sektor swasta untuk bersama-sama menciptakan solusi guna mengurai permasalahan sampah sekaligus membangun infrastruktur yang mumpuni. Program aspal plastik ini dapat meningkatkan efisiensi anggaran pemeliharaan karena stabilitas jalan yang meningkat hingga 40% sehingga jalan tidak mudah retak dan dapat digunakan lebih lama dibandingkan aspal konvensional. Hal ini sejalan dengan misi Garut untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan fungsi ruang untuk dapat mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya.”
[crosslink_1]
Implementasi program aspal plastik tidak terlepas dari peran industri daur ulang yang mengelola sampah dari Pemulung ataupun Pelapak. Dalam menjalankan program aspal plastik, Chandra Asri dan mitra didukung oleh mitra asosiasi, salah satunya ADUPI, yang menyediakan pasokan bahan baku sampah plastik sebagai campuran aspal.
Wakil Ketua ADUPI, Justin Wiganda, mengatakan, “Kami melihat potensi yang besar dari sampah plastik low-value jenis kresek, salah satunya dengan dimanfaatkan menjadi bahan baku campuran aspal untuk diterapkan di infrastruktur jalan raya sebagai wujud ekonomi sirkular.