Cuaca Ekstrim Kerek Harga Beras Sampai Tahun Baru

Photo Author
- Rabu, 28 Desember 2022 | 22:45 WIB
ilustrasi dok
ilustrasi dok

Krjogja.com - JAKARTA - Cuaca ekstrem berupa hujan sangat lebat hingga potensi menimbulkan diramal bakal terjadi pada akhir 2022 ini. Kondisi tersebut akan turut berimbas terhadap harga beras yang terus mengalami tren kenaikan hingga Tahun Baru 2023 mendatang.


Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, cuaca tak bersahabat itu pastinya bakal turut mempengaruhi produksi dan harga beras di pasaran.


"Beras sampai Tahun Baru bakal makin tinggi. Harga akan naik sampai Desember (2022). Mungkin akan turun saat Januari, Februari (2023) ketika mulai masuk panen," kata Tauhid kepada Liputan6.com, Rabu (28/12/2022).


Menurut dia, bila hujan lebat berlangsung cukup lama, itu dikhawatirkan akan banjir pada daerah-daerah sentra produksi padi. Alhasil lahan sawah bisa rusak dan mengganggu musim panen.


"Sekarang kan udah mau musim panen, Januari mulai panen. Jadi kalau (periode cuaca ekstrem) meluas, otomatis akan terjadi penurunan produksi pada daerah-daerah berbasis padi," ungkap Tauhid.


"Kalau padi kan kena hujan biasa, asal jangan banjir. Kalau banjir, rusak sawah. Karena kalau padi kurang, kita impor, itu sosial politiknya tinggi lah. Itu harus diantisipasi," imbuhnya.


Selain kerusakan sawah, Tauhid menyebut iklim tak bersahabat berupa hujan lebat juga akan mengganggu arus logistik. Otomatis harga beras akan kian terkerek naik.


"Logistik laut juga akan menunda pelayaran, enggak akan berani kalau ombak tinggi. Saya kira harus jadi catatan lah. Mudah-mudahan enggak akan banjir. Yang jelas, harga akan naik," tutur dia.





Mendag Akui Indonesia Tak Punya Rencana Stok Pangan


Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengakui Indonesia tidak memiliki rencana stok pangan, menyusul adanya fluktuasi harga sejumlah kebutuhan pangan pada momentum tertentu.


Zulhas, sapaan akrabnya, memberi contoh kasus harga telur yang bisa naik dan turun berdasarkan banyaknya permintaan konsumen. Begitu pula harga cabai dan daging ayam yang kerap turun dan naik berdasarkan pasokan.


"Ayam bertelur hari ini, kalau permintaannya tinggi besok, harganya naik. Kalau permintaannya besok sedikit, harganya turun. Potong ayam hari ini, kalau pagi harganya bagus. Jam 9 turun, tambah siang tambah turun. Makanya kalau tidak laku ayamnya busuk. Besok nyembelih lagi. Kalau panen cabai, jual hari ini, tidak laku besok, busuk. Jadi kita ini tidak punya rencana stok pangan," kata Mendag dalam webinar "Polemik Impor Beras di Akhir Tahun" yang dipantau secara daring dikutip dari Antara, Selasa (27/12/2022).


Mendag Zulhas menuturkan rencana stok pangan sangat penting untuk memberi kepastian adanya pasokan pangan bagi masyarakat. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X