Krjogja.com - JAKARTA - Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menjelaskan, status pandemi COVID-19 global resmi selesai bila Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status darurat COVID-19.
Status darurat COVID-19 yang dimaksud adalah Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional. Penetapan PHEIC untuk virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 diumumkan WHO pada 30 Januari 2022.
"Jadi, kalau pandemi ini berakhir, begitu dideklarasikan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional sudah dicabut oleh WHO. Itu pandemi di dunia sudah berakhir," jelas Pandu saat sesi Media Briefing: Kapan Pandemi Berakhir? ditulis Kamis, 13 Oktober 2022.
"Nanti bagaimana tentang masalah wabah di Indonesia, bahwa COVID-19 ini berakhir, ketika Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut Status Darurat Kesehatan Masyarakat. Bisa saja Indonesia lebih dulu (cabut status darurat kesehatan) daripada WHO."
Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat ditetapkan oleh Jokowi sebagai wujud respons adanya pandemi COVID-19. Penetapan ini diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang diteken Jokowi tertanggal 31 Maret 2020.
Demi menuju akhir pandemi COVID-19, Pandu Riono menekankan, Indonesia harus bisa menjaga kasus COVID-19 terkendali. Ia mengakui tak ada siapapun yang berani bilang, kapan status Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional dicabut WHO.
"Intinya sekarang, bagaimana supaya kita bisa sama-sama atau lebih cepat menuju akhir pandemi. Masyarakat ya kelihatan sudah benar-benar capek. Kita harus percaya diri dan kita harus optimis," terangnya.
"Optimis bahwa sudah semakin dekat, sudah di depan mata (akhir pandemi) itu kan metafora. Enggak ada yang berani bilang, 'Oh, nanti bulan Desember 2022 (status darurat kesehatan) dicabut, enggak ada yang berani bilang.' Bahkan masih khawatir bulan Januari 2023 di beberapa negara akan terjadi lonjakan karena musim dingin."
Walau begitu, Pandu optimistis imunitas penduduk penduduk Indonesia tetap terjaga. Untuk yang belum vaksinasi booster diharapkan segera melengkapi vaksinasi.
"Seperti di banyak negara pada waktu Omicron B4 dan B5 terjadi peningkatan kasus COVID-19, tapi tidak terjadi di Indonesia. Itu karena imunitas tinggi. Banyak orang nanya, 'Kenapa di Indonesia enggak terjadi (kenaikan kasus), tapi terjadi di negara-negara lain?" pungkasnya.
"Ya karena kita imunitasnya tinggi. Kita bisa menjawab, kita bisa menjelaskan dan itu sesuai fakta-fakta yang kita kumpulkan datanya dan berdasarkan survei serologi." (*)