BEKAS Tapak Kuda yang diyakini milik Abdi Dalem Kraton pada era sekitar tahun 1755 saat terjadi perpecahan Kerajaan Mataram ditemukan di Dukuh Kemuning, Kel Bunder, Kapanewon Patuk, Gunungkidul.
Ironisnya, ketidaktahuan warga membuat peninggalan bersejarah itu hilang. Bekas tapak kuda di bebatuan itu dimanfaatkan oleh warga untuk pembangunan karena ketidaktahuan mereka.
"Masyarakat dulu gak tau bebatuan ada bekas tapak kuda, sehingga digempur, sekarang mulai hilang. Masih ada sisa-sisanya," ujar salah satu pengelola Desa Wisata Kemuning, Galuh Rakasiwi beberapa waktu lalu.
Kedatangan Abdi Dalem Kraton pada waktu itu konon disebabkan lari dari kejaran musuh dan sekaligus mencari tempat persembunyiaan yang aman.
"Abdi Dalem Kraton Mataram ke sini, terjadi pertempuran Abdi Dalem dengan penjajah kolonial Belanda. Jangan sampai lolos akhirnya sampai di Kemuning," imbuhnya.
Adalah Sarijan, nama Abdi Dalem Kraton itu telah mengetahui dengan baik situasi Kerajaan yang mulai tidak aman lagi. Maka dengan menunggangi kuda, Sarijan berusaha mencari tempat yang aman bagi keluarganya. Karena pencarian tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, musuh mulai mengendus dan mencurigainya.
Belanda berupaya mencari Sarijan dan berniat membunuhnya namun karena kepiawaiannya menunggang kuda, dia menghilang bagai di telan bumi. Dalam menghadapi situasi ini, Mbah Sarijan melarikan diri dengan menembusi pepohonan yang lebat dan sampailah di tengah hutan yang banyak bebatuan.
Pada saat itu, Sarijan berniat untuk beristirahat sejenak sembari memikirkan langkah selanjutnya namun diceritakan tidak beberapa lama kemudian musuh berhasil menemukannya dan terjadi pertempuran yang tidak bisa terelakkan.
Dengan kepandaiannya menunggangi kuda, Sarijan berhasil membunuh beberapa pasukan berkuda namun karena kalah jumlah, akhirnya Sarijan terbunuh. Disitulah akhirnya terbentuk jejak kaki kuda hasil pertempuran Sarijan yang yang sekarang ini dikenal dengan Tapak Kuda.
Selain itu, beberapa hal yang mengandung nilai sejarah dapat ditemukan di Desa wisata Kemuning. Setidaknya ada beberapa titik bersejarah yang dapat ditemukan di kawasan Desa Wisata Kemuning.
"Ada 7 situs atau tempat mengandung sejarah, yakni tepak jaran (tapak kuda), pendeman, watu lesung, watu gong, gua asmara, watu payung, dan watu gedeg. Hal ini menjadi potensi sejarah dan wisata yang sedang dikembangkan selain telaga kemuning dan wisata edukasi," jelas Galuh. (C-4)