JAKARTA, KRjogja.com - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2021 bisa mencapai 7 persen. Pasalnya pada kuartal ke II tahun 2021 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia di dorong oleh peningkatan di sektor konsumsi pemerintah yang mencapai 2,96 persen, kemudian ekspor mencapai 6,74 persen dan impor 5,27 persen.
“Kita optimis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2021 sebesar 7 persen. Kita tahu pada kuartal II tahun ini bersamaan dengan hari raya Idul Fitri, dimana hampir setiap tahun mengalami kenaikan konsumsi masyarakat, dan tentunya kenaikan itu menjadi dorongan untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II,†kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara halal bi halal dengan wartawan secara virtual, di Jakarta, Rabu (19/5). Namun yang perlu di dorong di kuartal II tahun 2021 yakni komsumsi rumah tanggal dan LMRT dan pembentukan modal tetap bruto, supaya kita bisa tumbuh lebih tinggi seperti yang diharapkan ke 7 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2021 sekitar 5,4 persen. Serta perkiraan ekspor akan mencapai 40 persen dan impor mencapai 5,3 persen. Airlangga juga mengatakan, optimisme pertumbuhan ekonomi itu juga karena melihat harga konstan sebesar Rp 2.589 triliun. Sementara pada kuartal I tahun 2021 sudah bisa dicapai di angka Rp 2.683 triliun. Sehingga tentu untuk mencapai Rp 2.700 an triliun relatif bisa tercapai.
Selain itu dengan peredaran uang tunai pada masa lebaran 2021 menurut data Bank Indonesia (BI) mencapai Rp154,5 triliun atau meningkat 41,59 dibandingkan periode Lebaran tahun 2020 lalu, yang mencapai sebesar Rp 109,2 triliun, iini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
Peningkatan permintaan uang tunai pada Lebaran 2021 ini, sesuai perkiraan BI serta sejalan dengan data indikator pertumbuhan ekonomi dan peningkatan mobilitas masyarakat. Adanya program Bantuan Sosial Tunai (BST) dari pemerintah yang pembayarannya dilakukan bertepatan dengan periode Lebaran. Pelarangan Mudik 2021 pada masa PPKM Mikro, yang masih memungkinkan adanya mobilitas dan aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat, berbeda dengan tahun 2020 lalu dalam masa PSBB.
“Dengan angka tersebut, maka jalur pertumbuhan ekonomi berada pada jalir on the track,†tegasnya.
Menurut Airlangga, lembaga asing seperti Bloomberg juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2021 sekitar 6,7 – 7,1 persen.
Selain itu, tambah Airlangga perbaikan ekonomi juga didorong oleh perbaikan dari harga-harga komoditas kita ketahui bersama bahwa Sumatera yang merepresentasi 21, 54 persen perekonomian nasional, pertumbuhannya sudah minus - 0,86 persen namun ini relatif lebih baik daripada sebelumnya. Demikian pula di Pulau Jawa yang 58, 70 perekonomian dari perekonomian itu -0,83 persen, Kalimantan representasi 8 persen 2,23 persen, Sulawesi 6,5 2 persen mewakili nasional lainnya pertumbuhannya positif 1,21 didorong oleh hilirisasi daripada nikel demikian pula Papua dengan pertumbuhan 8,7 persen dari ini adalah pertumbuhan didorong oleh komoditas koper. Bali Nusa Tenggara yang berbasis kepada tourism dan juga hospitality ini masih dalam minus 5, 16 persen.
Bila dilihat perbandingan kuartal IV tahun 2020 dan dengan kuartal I tahun 2021 seluruhnya sudah meningkat ataupun dalam jalur perbaikan. Dikatakan, beberapa provinsi sudah tanda-tanda perbaikan provinsi-provinsi positif itu seperti Papua yang tumbuhnya 14,28 persen, Sulteng 6,2 6 persen, DI Yogyakarta 6,14 persen, Sulawesi Utara 1,87 persen, Sutra 0,06 persen NTT 0,12 persen, Papua Barat 1,47 persen, Babel 0,97 persen dan Maluku Utara 13,45 persen. (Lmg)