JAKARTA, KRJOGJA.com - Para siswa diberi kesempatan mengolah porang untuk disulap menjadi barang bernilai ekonomi.
Ada banyak sumber daya alam di sekitar kita yang belum tersentuh manfaatnya. Salah satunya porang, tanaman penghasil umbi yang dapat dikonsumsi. Inilah yang sedang digeluti SMK Model PGRI 1 Mejayan, Madiun, Jawa Timur
Dengan memanfaatkan tanaman porang yang banyak dijumpai di hutan, dan tumbuh secara liar. Para siswa diberi kesempatan mengolah porang untuk disulap menjadi barang bernilai ekonomi.
Konsepnya setelah punya lapak selanjutnya membuat rumah produksi. Rumah produksi ini dikembangkan oleh SMK, tapi bahan bakunya dari petani," demikian Kepala Sekolah SMK Model PGRI 1Mejayan Sampun
Hadam ,dalam keterangan yang diterima KR Senin (3/5 2021).
Bahan baku alias porang mentah tersebut, lanjut Sampun, diolah di rumah produksi. Lalu, hasilnya diserahkan kepada petani, untuk mendorong munculnya UMKM baru dari produk porang ini.
"Petani saat menanam. Lalu saat produk ini diolah, akan menjadi UMKM. UMKM ini diharapkan jadi UMKM milenial. Makanya rumah produksi ini kita kemas dengan bagus, pakai standar ekspor," terang dia.
Sampun memaparkan, porang dapat diolah menjadi berbagai macam produk, mulai dari bakso, tahu, hingga daging porang. Manfaatnya pun sangat bagus, di antaranya sebagai pengganti sarapan. Dengan seabrek produk yang dihasilkan ini, Sampun menilai ada potensi ekspor. Dia berencana mengekspor produk porang tersebut ke Jepang dan China, yang dinilai punya potensi pasar yang besar.
"Kita menggarap produksi ada dua, pertama dalam bentuk chip kering, kedua dalam bentuk makanan. Makanan itu yang saat ini kita persiapkan ekspor dalam bentuk nabati, yaitu bahan untuk membuat bakso atau membuat daging," paparnya.
Adapun mekanisme produksinya, tambah Sampun, siswa-siswa SMK mengambil peran di proses pengolahan. Sementara untuk penanaman diserahkan kepada petani. "Saat ini kita sudah menciptakan mesin untuk membuat chip, membelah, kita desain agar bisa dibawa ke desa-desa supaya memudahkan petani tidak membuat chip pakai manual, tapi sudah pakai mesin," tutup Sampun. (Ati)