JAKARTA, KRJOGJA.com - Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkapkan bahwa milenial seperti pelaku teror Mabes Polri, Zakia Aini (ZA) menjadi target utama kelompok terorisme dalam menyebarkan paham radikalisme, ekstremisme dan terorisme. Apalagi, lanjut dia, milenial dianggap tidak kritis terhadap suatu ajaran baru.
Hal ini disampaikan Deputi VII BIN Wawan Purwanto dalam Polemik MNC Trijaya yang bertajuk “Bersatu Melawan Teror†Sabtu (3/4/2021). “Disinggung soal milenial, milenial-milenial ini memang menjadi target utama mereka. Biasanya intoleran maupun teror masuk kepada masyarakat yang tidak kritis, artinya menelan mentah ajaranm apa yang disampaikan,†kata Wawan.
Oleh karena itu, Wawan melanjutkan, pihaknya selalu selalu menyampaikan kepada kaum milenial dan kaum second liner untuk selalu melalukan kroscek, check and recheck.
Sehingga, masyarakat diminta mempertanyakan setiap informasi maupun kajian yang baru didapat kepada para ahlinya seperti ulama, guru-guru, orangtua, karena mereka yang berpengalaman.
“Serta, apakah asbabun nuzul, sebab turunnya mahzab itu cocok. Sebab mereka sering menyitir ayat-ayat di medan perang bukan ke medan damai. Tekstual. Tekstual tanpa melihat sebabnya turunnya ayat ini sungguh berbagaya. Lantas Indonesia yang darussalam, negeri yang damai disebut darulhaq atau daerah tempuh,†terangnya.
Ia menambahkan, pihaknya selalu mendorong agar sumber informasi maupuan bacaab dari kaum milenial itu selalu dikontrol oleh orangtua. Sebab, orangtua merupakan sosok yang paling paham bagaimana watak anaknya.
“Lone wolf hanya bisa ditepis akibat diketahuinya oleh keluarga terdekat apalagi orangtua yang lebih tahu wataknya,†ungkap Wawan.
“Yang biasanya riang menjadi pemurung, nggak pernah pergi kemana-mana lalu pergi kemana-mana, tahu-tahu pulang minta uang, maksa masuk ke kamar dan hanya diam, lalu melihat media sosial yang men-drive mereka lalu melakukan apapun yang mereka bisa lakukan terkait entah apakah itu perakitan bom atau diisi sesuatu yang keliru kemudian juga dari upaya-upaya mencari pembenaran dari gerakannya itu. Jadi mengarah ke sana,†ujar Wawan.
Untuk itu, dia menambahkan, BIN selalu melakukan upaya pemantauan selama 24 jam untuk melihat masyarakat dalam berselancar maya.
“Yang berselancar di dunia maya itu seperti apa. Banyak juga yang kita peringatkan, adek, mas, mbak, yang seperti ini sebenarnya tak betul, yang betul yang seperti ini,†tuturnya. (*)