Pemberian Vaksin Covid-19 Dipercepat, Ini Maksudnya

Photo Author
- Kamis, 18 Maret 2021 | 21:08 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Ahli vaksin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Profesor Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan, program vaksinasi yang sudah dijalankan pemerintah sudah berjalan baik. Demikian juga aksesnya dan sarananya, sudah bagus.

"Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, sudah berjalan lancar. Pemda-pemda juga sudah menjalankan dengan baik,” kata Sri Rezeki dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Rabu (18/3/2021).

Ia mengatakan begitu menanggapi tentang masuknya sekitar 40 juta dosis ke Indonesia, baik dalam bentuk dosis maupun berbentuk bulk atau bahan baku. Tentu saja dengan jumlah dosis sebanyak itu diharapkan proses vaksinasi COVID-19 berjalan lancar. Terlebih lagi berbagai fasilitas dan akses vaksinasi makin bertambah banyak, seperti bertambahnya lokasi vaksinasi dan adanya vaksinasi drive thru yang melibatkan usaha swasta.

Terkait hal itu, Sri Rezeki melihat masalahnya terletak pada banyaknya warga masyarakat masih masih malas dan memilih menunggu dipanggil untuk menjalani vaksinasi. Padahal sekarang sudah tersedia jalur untuk pendaftaran. Begitu pula pada lansia, sejauh ini masih banyak yang belum divaksin karena belum banyak mendapatkan bantuan agar bisa divaksinasi.

“Ngga ada yang bantu ngurus dari keluarganya,” tambah Sri Rezeki. Padahal di luar negeri, vaksinasi lansia dibantu oleh swasta. Maka, anggota keluarga yang lebih muda sebaiknya membantunya, karena vaksinasi lansia hanya berlangsung dua hari saja yakni pada saat suntikan dosis pertama dan kedua.

Masyarakat pun, menurutnya, tak perlu kawatir adanya varian-varian baru virus COVID-19 yang sudah ditemukan di Indonesia. Sebab, semua virus pasti akan bermutasi. “Dampak varian baru itu terhadap efek vaksin baru diketahui dalam jangka panjang,” tutur Sri Rezeki seraya menyebutkan, yang jelas adanya varian tersebut jangan sampai menunda dan menghambat vaksinasi.

Begitu pula mengenai adanya penangguhan sementara penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca yang ditunda sementara gara-gara isu penggumpalan darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut Sri, sudah menyatakan aman. Karena itu, ia meminta jangan sampai vaksinasi jadi tertunda-tunda akibat isu tersebut. Angka kasus penggumpalan akibat vaksin COVID-19 juga terbilang sedikit, sekitar 1%. “Lain halnya jika kasus penggumpalan darah meningkat dua kali setelah divaksinasi. Kita perlu kawatir,” pungkasnya. (Ful)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X