Sharing Session Tingkatkan Daya Saing BBKB

Photo Author
- Jumat, 1 Januari 2021 | 17:11 WIB
Sharing session virtual
Sharing session virtual

BANTUL (KRJogja.com) - Di era pandemi Covid-19, pelaku usaha dan industri di Indonesia harus selalu meningkatkan daya saingnya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kamis (31/12) dalam acara sharing session dengan tema ”Tren Warna dan Motif Batik 2021” secara virtual menuturkan pemerintah bertekad menjaga aktivitas sektor industri manufaktur di tengah dampak pandemi Covid-19. Teknologi telah menyentuh berbagai bidang dan berhasil merubah perilaku manusia dalam menyikapi pembuatan produk yang berbasis keterampilan, tidak terkecuali batik.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Doddy Rahadi mengatakan bahwa pada akhir tahun 2020, Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta terus berusaha mendorong daya saing industri kerajinan dan batik dimasa pandemi.

Kepala BBKB, Ir. Titik Purwati Widowati, MP menambahkan  selama tahun 2020, Balai Besar Kerajinan dan Batik telah menyelenggarakan sharing session  sebanyak 61 kali yang terdiri dari 41 kali  dengan media zoom, 19 kali dengan media whatsap (kulwap), dan 1 kali  dengan media instagram live dengan total jumlah peserta sebanyak 9.828.

Sharing session merupakan wadah berbagi informasi dan diskusi bagi masyarakat dan pemangku kepentingan tentang tren warna dan motif batik di tahun 2021 guna lebih meningkatkan branding yang pada akhirnya memperkuat daya saing industri kerajinan dan batik di masa Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Acara sharing session diakhir tahun ini merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan oleh BBKB, baik dalam rangka memperingati HUT RI Ke-75, Peringatan Hari Batik Nasional dan Kegiatan Kerjasama dengan berbagai instansi, misalnya Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI), Asosiasi Pengrajin Batik Jawa Timur (APBJ), Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad dan Dewan Serat Indonesia (DSI).

Sharing Session Tren Warna dan Motif Batik 2021 ini diselenggarakan secara virtual melalui media zoom dan diikuti oleh sekitar 200 peserta dari industri, asosiasi, akademisi dan instansi pemerintah terkait. Peneliti BBKB, Irfa’ina Rohana Salma menuturkan Indonesia kaya akan karya wastra yang berpotensi menjadi industri ramah lingkungan atau industri hijau (green industry), salah satunya adalah kain batik warna alam. Dewasa ini penggunaan zat pewarna alami untuk batik kembali menjadi tren atau digemari kembali oleh masyarakat.  Bahan pewarna untuk batik ada dua jenis yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alami diambil dari ekstrak bahan alam, sedangkan zat pewarna sintetis merupakan pewarna tiruan yang dihasilkan oleh pabrik. Seiring tren global yaitu gaya hidup sehat dan ramah lingkungan, penggunaan zat pewarna alam kini mulai banyak dimanfaat lagi untuk pewarnaan dalam batik. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk bahan pewarna alami. (Aje)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X