Sri Sultan HB II Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Perjuangannya

Photo Author
- Rabu, 15 Juli 2020 | 19:41 WIB
Sultan HB II
Sultan HB II

YOGYA, KRJOGJA.com - Yayasan Cahaya Nusantara (Yantra) menginisiasi pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi Sri Sultan HB II. Pertimbangan catatan sejarah perlawanan pada Kolonialisme yang mengiringi hidup HB II menjadi alasan utama raja kedua Kraton Ngayogyakarta tersebut dinilai layak menjadi Pahlawan Nasional.

Hangna Hartana, Koordinator Yantra mengatakan usulan gelar Pahlawan Nasional pada HB II merupakan inisiasi langsung dari yayasan. Yantra menilai, ketokohan HB II yang begitu serius memerangi Belanda hingga harus diasingkan dan naik tahta tiga kali karena dinilai melawan pemerintah Kolonial menjadi bukti kelayakan HB II menjadi pahlawan nasional.

“Selama hidupnya, Sultan HB II mengalami dua kali penurunan tahta (tahun 1811 oleh Daendels dan 1812 oleh Raffles), bahkan dibuang sebanyak tiga kali sebagai hukuman yang dijatuhkan kepadanya (Penang 1812, Ambon 1817, dan Surabaya 1825). Pemerintah kolonial akhirnya harus mengakui kewibawaan Sultan HB ll setelah terdesak sebagai akibat dari pecahnya perang Diponegoro. la dibebaskan dari pembuangannya dan dilantik kembali menjadi raja di Yogyakarta. Sampai akhir hayatnya Sultan HB ll tidak pernah mau bekerja sama dengan Belanda. Menurut kami, apa yang ditunjukkan selama hidup HB II mencerminkan sikap yang tegas melawan Kolonial,” ungkap Hangna saat berbincang dengan media, Rabu (15/7/2020) petang.

Hangna mengatakan dalam waktu dekat Yantra bersama Paguyuban Trah HB II dan tim hukum akan segera mendaftarkan pengajuan gelar pahlawan nasional ke Walikota Yogyakarta. Di sisi lain, seminar dan kajian akademis terus akan dilakukan sebagai syarat pengajuan gelar tersebut.

“Kami jujur tak punya target kapan akan tercapai (gelar pahlawan nasional) namun kami akan terus berproses untuk mengajukan dari Kota Yogyakarta lalu nanti mengalir yang puncaknya sampai Kemensos. Kami akan ingatkan terus tentang ketokohan HB II baik melalui seminar, juga seni budaya karena kami sudah siapkan pementasan lakon cerita HB II juga,” ungkapnya lagi.

Sementara Fajar Purwanto, perwakilan Trah HB II di Jakarta menyampaikan usulan pahlawan nasional sebenarnya sudah dilakukan pada tahun 2006 lalu. Namun, karena bebarengan dengan pengajuan HB I akhirnya tertunda sampai saat ini.

“Kami dari trah Jakarta intinya mendukung apa kebutuhan dari trah di Yogyakarta. Saat ini prosesnya kami masih berusaha memenuhi banyak hal dan terus melakukan riset bersama Yantra. Kami terus jaring masukan dan data apapun keturunan HB II di Indonesia,” tandasnya.

Sosok HB II sendiri dinarasikan oleh Yantra bersama Trah HB II merupakan sosok pribadi bangsawan Yogyakarta yang menjaga integritas dan kekuasaan Kesultanan Yogyakarta. Ia menjadi musuh utama Belanda yang dianggap telah melakukan intervensi terlalu jauh dalam kehidupan Kraton Yogyakarta yang menurunkan wibawa raja-raja Jawa. Setelah memegang tampuk pemerintahan tahun 1792, ia tetap menunjukkan tekadnya untuk menjunjung tinggi kebesaran tradisi dan kewibawaan Kesultanan Yogyakarta.

Hal ini mengakibatkan terjadinya benturan dengan tuntutan dan kepentingan para penguasa kolonial yang ingin memaksakan kehendaknya kepada raja-raja Jawa. Atas dasar itu, Sultan HB ll selalu melawan tekanan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Sebagai akibat dari sikapnya itu, pemerintah kolonial menggunakan berbagai alasan untuk menurunkan tahtanya.

Selama hidupnya, Sultan HB II mengalami dua kali penurunan tahta (tahun 1811 oleh Daendels dan 1812 oleh Raffles), bahkan dibuang sebanyak tiga kali sebagai hukuman yang dijatuhkan kepadanya (Penang 1812, Ambon 1817, dan Surabaya 1825). Pemerintah kolonial akhirnya harus mengakui kewibawaan Sultan HB ll yang terdesak sebagai akibat dari pecahnya perang Diponegoro. la dibebaskan dari pembuangannya dan dilantik kembali menjadi raja di Yogyakarta.

Sampai akhir hayat, Sultan HB ll tidak pernah mau bekerjasama dengan Belanda apalagi untuk menangkap Diponegoro atau menghentikan perlawanannya. Hingga kini masih banyak karya peninggalan Sultan HB II yang mengingatkan pada watak dan masa pemerintahannya. Baik karya sastra, karya seni maupun bangunan fisik mengingatkan pada kebijakan, tindakan dan watak Sultan HB ll semasa hidupnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X