YOGYA, KRJOGJA.com - Untuk pertama kali secara massal, olahraga yang masih tergolong baru di Indonesia yaitu jalan kaki menggunakan tongkat nordik atau disebut 'Jalan Kaki Nordik' dilaksanakan di Yogyakarta, Minggu (24/11/2019).
Peserta jalan nordik, start dari Tugu Pal Putih dilepas oleh Pemimpin Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat (KR) Octo Lampito dengan pengibasan bendera diikuti 100 orang berbagai usia, mulai generasi milenial sampai usia 84 tahun. Selanjutnya menyusuri Malioboro dan berakhir di Titik Nol Yogyakarta.
Sebelum start ada persembahan tarian perang Arjuna melawan Cakil dan para raksasa. Sehari sebelum event di Yogyakarta, Sabtu (23/11/2019) Komunitas Nordik juga melalukan jelajah Borobudur, diikuti lebih dari 150 peserta.
"Meski baru, tetapi olahraga jalan nordik ini sangat bermanfaat bagi tubuh. Apalagi bagi yang seharian kerja duduk," terang Lukman Kudonarpodo, aktivis jalan kaki nordik yang tergabung dalam Komunitas Jalan Nordik Indonesia (KJNI).
Menurut Lukman, ia juga aktif di olahraga sepeda. Namun setelah ikut olahraga jalan nordik ini, merasa lebih nyaman.
Â
Salah satu pencetus KJNI Jakarta, Nova Daryanto mengatakan, olahraga jalan nordik ini dipopulerkan di Skandinavia dan berkembang di beberapa negara Eropa. Menurut Nova, olaharaga jalan nornik masuk ke Indonesia dibawa para mahasiswa yang sekolah di Eropa, karena ternyata sangat bermanfaat. "Olahraga ini bisa dilakukan siapapun dan santai serta bisa untuk mengatasi rasa sakit pada punggung, leher dan bahu," ujarnya.
Menurut salah satu peserta yang sudah beberapa kali mengikuti olahraga jalan nordik, Hj Sitoresmi, meski terlihat sederhana, Nordic walking adalah olahraga yang melibatkan sekitar 90 persen otot di tubuh. Di Cina malah sudah banyak pesertanya, sehingga mengadakan event internasional. Peserta lainnya, Lutfi mengaku awalnya merasa kagok karena harus berjalan dengan dua tongkat ski, tetapi lama-lama menikmati.
Lukman menambahkan, olahraga jalan nordik bisa untuk mendapatkan postur tubuh lebih baik. Gerakan lengan akan meredakan ketegangan leher dan bahu. Sehingga dapat membakar sekitar 50 persen lebih banyak kalori dibandingkan dengan pejalan kaki biasa. (Dev)
