BOGOR, KRJOGJA.com - Dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0 mempercepat hadirnya perubahan ekonomi dan sosial di masyarakat melalui inovasi teknologi di bidang kelautan dan perikanan yang menghasilkan produk-produk inovatif baru yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi.
Karena itu, SDM adalah penentu dalam keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan. Sehingga, dalam menghadapi revolusi industri 4.0, sistem penyuluh perikanan dituntut untuk mengikuti arus era milenial agar dapat berkembang guna menerapkan inovasi teknologi pada masyarakat," tutur Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja.di Bogor Kamis (5/9 2019)
Hal tersebut disampailan Sjarief dalam arahannya pada Seminar Nasional (Semnas) Perikanan dan Penyuluhan II 2019, pada 5 September 2019. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama Sekolah Tinggi Perikanan (STP) dengan Masyarakat Ikhtiologi Indonesia (MII), Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia (IPKANI), Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI ), World Wide Fund for Nature (WWF) RARE, dan Wildlife Coservation Society (WCS).
"Penyuluh juga harus memiliki upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha. Karenanya, penyuluh perikanan juga harus memiliki tiga komponen utama yakni knowledge, skill, dan attitude. Itulah mengapa KKP menyatukan antara research and human resources pada BRSDM agar ilmu yang didapat semuanya berasal dari hasil riset terbarukan," lanjutnya.
Sjarief pun mendorong seluruh penyuluh perikanan untuk dapat memiliki karakteristik tertentu agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan bertransformasi menjadi penyuluh perikanan milenial.
“Seluruh penyuluh perikanan harus memiliki tiga karakteristik utama yakni enlightening (mencerahkan), enrichment (memperkaya),dan empowerment (memberdayakan)," tegasnya.
Di jelaskan, dalam aspek enlightening, penyuluh perikanan harus memiliki kemampuan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat serta dapat mengubah perilaku dan sikap pelaku utama dari tidak tahu menjadi tahu.