JAKARTA, KRJOGJA.com - Mitra yang tergabung dalam Driver Berbasis Online se-Sumut (DBOSS) merasa ditipu oleh PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI). Mereka menuntut anak usaha dari perusahaan transportasi berbasis aplikasi asal Malaysia itu mengembalikan uang muka yang sudah dibayarkan.
Dewan Penasehat DBOSS, Joko Pitiyo mengatakan tuntutan itu dilayangkan karena kedua pihak tak memberikan kejelasan perihal kelanjutan program kepemilikan mobil, walaupun para driver telah melakukan pembayaran cicilan setiap pekannya.Â
"Jadi tiap minggu kami bayar itu jatuhnya cicilan. Kalau orderan sudah susah begini, kayak mana kami mau bayar cicilan. Jadi kami minta balikin uang DP kami, dan kami akan kembalikan mobil. Waktu penandatanganan perjanjian, mereka juga melakukan pada sore hari, diburu-buru sehingga kami tak sempat baca dengan tuntas. Tapi, katanya tiga minggu akan dikasih fotocopy perjanjian itu, tapi sampai delapan bulan pun nggak ada. Akhirnya kemarin kami datangi mereka,†jelasnya.
Menurut Joko, PT TPI tidak mengamini permintaan mereka, sehingga Joko bersama DBOSS membawa kasus tersebut ke DPRD untuk difasilitasi. Dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar di DPRD Sumut tersebut, muncul dugaan bahwa Grab dan PT TPI telah melakukan penipuan masif kepada driver.
Dugaan penipuan tersebut diketahui adanya perbedaan yang terjadi antara iklan melalui brosur dibagikan kepada driver dengan kenyataannya di lapangan. Selain itu, terbukti telah melakukan diskriminasi terhadap sesama mitra driver dengan adanya orderan prioritas. Bahkan dalam janji yang awalnya ditawarkan, driver bakal diberikan berbagai kemudahan. Di antaranya DP mobil ringan dan mendapatkan orderan prioritas. Hanya saja, orderan hanya berlaku di awal saja.
“Gabung di TPI kami bisa dapet DP mobil Rp1 juta-Rp4 juta. Terus dapat prioritas orderan. Ya untuk ngejar bayaran tiap minggu sebesar Rp1.250.000. Kalau gak bayar, orderan juga di-cut. Kadang jadi gadai barang di rumah dulu untuk bayar. Tapi sejak didemo temen-temen driver mandiri, ya gak ada lagi order prioritas,†kata belum lama ini sebagaimana keterangan persnya.
Tindak diskriminatif salah satu aplikator online terhadap mitranya sangat disayangkan oleh pengamat ekonomi asal Medan, Gunawan Benyamin. Hal ini sebagai bentuk kelalaian dalam menjamin kesejahteraan mitra drivernya sendiri.