LIPI Optimalkan Riset Potensi Hayati

Photo Author
- Selasa, 23 April 2019 | 10:50 WIB
Suasana diskusi di Kapal Baruna Jaya VIII (Rini Suryati)
Suasana diskusi di Kapal Baruna Jaya VIII (Rini Suryati)

JAKARTA, KRJOGJA.com - Riset untuk optimalisasi potensi hayati dan ekonomi laut Indonesia memiliki potensi besar yang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. 

"Riset, termasuk aktivitas  dan infrastrukturnya, berperan penting dalam memberikan landasan pengelolaan laut Indonesia secara berkelanjutan  yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa. Lewat momentum Hari Bumi, Lembaga  Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengajak untuk bergerak bersama mengoptimalkan potensi laut Indonesia .

Demikian  Kepala LIPI, Laksana Tri  Handoko di Kapal  Riset Baruna Jaya VIII di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta pada Senin (22/04/2019). 

Menurut Laksana sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki 17.499 pulau, lautan dengan luas 3,25 juta km2 dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).  Data dari United Nations Development Programme (UNDP) menyebutkan perairan Indonesia sebagai habitat bagi 76 persen terumbu karang dan 37 persen ikan karang dunia. LIPI melalui Pusat Penelitian Oseanografi memiliki tanggung jawab melakukan optimalisasi potensi laut Indonesia melalui  kegiatan riset dan pengembangan. 

"LIPI membuka peluang untuk kolaborasi pemanfaatan infrastruktur dan sumber daya  manusia riset, termasuk pemanfaatan kapal riset untuk kegiatan penelitian dan ekspedisi,” jelas Kepala LIPI, Laksana Tri  Handoko. 

Menurut Handoko, kolaborasi secara alamiah akan menciptakan ekosistem riset. “Tidak hanya fokus ke hasil  akhir namun juga pelibatan berbagai pihak dalam proses riset yang dilakukan LIPI sehingga secara alamiah akan terbentuk  ekosistem riset nasional.”

Pusat Penelitian Oseanografi LIPI pada tahun ini menjadikan kajian kesehatan terumbu karang dan ekosistem laut sebagai  fokus program riset.  "Tahun ini ada 17 lokasi yang akan dipantau. Dari hasil monitoring berkala pada banyak lokasi yang  menyebar di sekitar 40 lokasi telah dikembangkan indeks kesehatan karang dan dalam waktu dekat juga akan dikembangkan indeks kesehatan untuk mangrove dan lamun,” ungkap Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah. (Ati)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X