JAKARTA, KRJOGJA.com - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas menerima hasil perhitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei atas Pemilu 2019 menyatakan pihaknya tak menembus ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Meski begitu, Tsamara menegaskan perjuangan tak akan berhenti dan partainya akan terus mengawal demokrasi dari luar parlemen. "Kita akan terus berjuang. Kekalahan di pemilu kali ini bukan berarti hentian atas perjuangan kita. Kita akan kembali lebih kuat, kita akan terus berjuang di luar parlemen. Kita akan terus membawa nilai toleransi, dan membawa nilai antikorupsi," kata Tsamara.
Tsamara ikut dalam kontestasi Pemilu 2019 sebagai caleg PSI untuk DPR dari Daerah Pilihan DKI Jakarta II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Luar Negeri). "Saya tahu kita semua menginginkan perubahan di DPR. Tidak ada yang berubah, tidak ada perjuangan yang sia-sia. Suara kalian berharga. Suara kalian adalah bentuk protes terhadap para anggota dewan yang selama ini tidak bekerja dengan baik," tutur perempuan kelahiran 24 Juni 1996 silam tersebut.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada warga dari daerah pemilihannya yang telah menggunakan hak pilih atas dirinya. "Untuk warga Jakarta Selatan, warga Jakarta Pusat dan teman-teman diaspora di luar negeri saya sangat berterima kasih. Saya Jujur saya sangat terharu mengetahui antusiasme teman-teman memberikan suara kepada saya," kata Tsamara sebelumnya.
Kemarin malam Ketua Umum PSI Grace Natalie telah mengeluarkan pidato resmi menanggapi kekalahannya dalam Pileg DPR RI. Dari berbagai quick count sejumlah lembaga, PSI hanya mampu meraih suara rata-rata 2 persen. Artinya, PSI terancam tidak akan bergabung dengan partai politik di DPR RI, Senayan, Jakarta.
Meski tetap menunggu penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti, namun PSI sudah mengambil kesimpulan, bahwa partainya bakal gagal lolos ke DPR. (*)