BENCANA Palu, Sigi dan Donggala sudah berlalu lebih dari tiga bulan. Namun hingga kini masih banyak korbannya yang belum memiliki rumah. Pemerintah dan sejumlah LSM memang sudah banyak membangun huntara, namun belum semua korban kebagian.Â
Karena itu Tim Dompet 'KR' Peduli Korban Bencana Palu-Donggala membantu dengan membuatkan hunian sementara (Huntara). Untuk tahap pertama dibangun 12 unit di Palu dan Sigi. Penerimanya korban yang belum mendapatkan bantuan yang sama dari pemerintah maupun LSM.Â
"Penerimanya kami carikan para korban gempa di kampung-kampung yang belum terjangkau pemerintah atau LSM, " kata H Sudiarto, pelaksana lapangan pembangunan huntara dari pembaca 'KR' di Palu, Minggu (6/1/2019).
Karena itu, huntara bantuan pembaca 'KR' tidak komunal. Artinya, bukan huntara massal yang dalam satu unit ditempati banyak KK dengan cara disekat-sekat. Jadi, setiap KK mendapat satu huntara yang berdiri sendiri dengan ukuran 6 m X 4 m seharga Rp 36 juta.Â
Lebih dari itu, setiap huntara dibangun di atas lahan milik para penerimanya. Kebanyakan di lokasi bekas rumahnya yang roboh. Harapannya,Â
 huntara tersebut tetap dapat dimanfaatkan sepanjang masa. Karena saat mendapat hunian tetap (Huntap) nanti akan disambungkan dengan huntara.
"Kalau huntara massal yang dibangun pemerintah atau LSM umumnya di tanah lapang dengan perjanjian pinjam tempat selama dua tahun. Setelah itu penghuni tinggal di huntap, maka huntara akan ditinggalkan begitu saja, karena sudah tidak terpakai. Jadi pemanfaatannya hanya dua tahun, " jelas Sudiarto.Â
Dijelaskan, huntara bantuan pembaca 'KR' dibangun dengan standar kualitas yang ditentukan pemerintah. Rangkanya berupa baja ringan dengan atap galvalum. Sedang dindingnya berupa lembaran GRC. Lantainya diplester dengan semen. Karena itu bisa digunakan untuk jangka panjang. (Fie)Â
