ANAK-ANAK korban gempa di Petobo Kecamatan Palu Selatan ini tampak bersemangat menghafal surat-surat pendek dalam Alquran. Ketika Ustadz Romadhon mengawali pembacaan suatu ayat, merekapun lantas melanjutkan bersama-sama secara hafalan sampai tuntas. Begitu juga ketika dibacakan lagi surat lainnya.Â
Bencana tampaknya memang tidak menyurutkan anak-anak TPA Masjid Miftahul Huda Kebun Turi Petobo dalam mengaji. Mengaji juga menjadi salah satu cara untuk menghilangkan trauma atau rasa takut. Sebab sekitar 41 hari lalu mereka mengalami bencana besar, berupa gempa dahsyat yang disusul dengan likuifaksi.Â
Sedang Petobo termasuk satu dari empat wilayah yang terkena likuifaksi. "Alhamdulillah kita semua di sini selamat dari likuifaksi," kata Ustadz Romadhon sambil menambahkan, rumah anak-anak TPA asuhannya hanya beberapa meter dari akhir wilayah yang terkena likuifaksi di Petobo dan umumnya rusak.Â
Anak-anak tersebut tambah bersemangat saat di tengah-tengah mengaji mendapatkan susu kotak bantuan dari pembaca 'KR'. "Tidak usah rebutan, satu-satu. Pasti semua kebagian," pesan Ustadz Romadhon.Â
Selain susu, mereka masih mendapat tambahan bahan makanan bergizi, yaitu telur dan kacang hijau. Barang-barang tersebut dibeli menggunakan uang sumbangan dari pembaca 'KR'. "Karena itu dengan tulus kami mengucapkan banyak terimakasih kepada para pembaca 'KR'yang mempunyai kepedulian dan empati yang tinggi kepada para korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah ini " katanya.Â
Romadhon menambahkan, jumlah santrinya sekitar 50 anak. Kegiatan TPA dilaksanakan setiap usai Asar. Kemudian ba'da maghrib dilakukan penambahan atau pendalaman.Â
Meski demikian memang belum semua santrinya datang mengaji. Karena itu dengan adanya pembagian barang dari pembaca 'KR' diharapkan bisa menjadi daya tarik untuk tetap hadir mengaji sekaligus semakin memakmurkan masjid. (Fie)