JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya telah menyiapkan langkah-langkah untuk penanganan sektor pariwisata di Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya pasca gempa dan tsunami. Namun saat ini Kemenpar masih menunggu proses evakuasi dan tanggap darurat yang dilakukan pemerintah.
Â
"Untuk pariwisata memang belum kita mulai, saat ini masih dalam masa tanggap darurat di Palu dan sampai saat ini masih mengutamakan proses evakuasi," ujar Menpar Arief Yahya, di Jakarta Selasa (2/10) malam.
Dikatakan, saat ini Kemenpar melalui Tourism Crisis Center (TCC) terus melakukan monitoring dan mengumpulkan data. Tidak hanya terhadap tiga faktor utama pariwisata, yakni amenitas, atraksi dan aksesibilitas, tapi juga wisatawan. Menpar Arief Yahya mengatakan telah mengirim tim untuk melakukan pendataan dan mengkonfirmasi terkait keberadaan wisatawan yang ada di Palu.
"Sampai saat ini (fokus penanganan) masih untuk evakuasi, kalau semua sudah stabil baru akan kembali ke pariwisata. Kita akan lakukan seperti yang kita lakukan di (penanganan pasca gempa) Bali dan Lombok," ujar Arief .
Bila proses pemulihan pariwisata sudah bisa dimulai, maka Kemenpar akan fokus pada penanganan sumber daya manusia setelah itu penataan destinasi yang terdampak serta pemasaran atau promosi. Termasuk menyiapkan dana pemulihan seperti yang disiapkan di Bali dan Lombok.Â
Menurt Arief, bencana gempa tentunya akan berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan. Tidak hanya ke kunjungan daerah lokasi bencana, tapi Indonesia secara keseluruhan. Seperti saat erupsi Gunung Agung di Bali, dimana dampak langsung ke Bali mencapai 500 ribu wisatawan namun secara nasional juga mencapai 500 ribu wisatawan. Begitu juga saat gempa Lombok, dampak yang langsung kunjungan wisatawan ke Lombok mencapai 10 ribu namun secara nasional mencapai 100 ribu wisatawan yang membatalkan perjalanannya ke Indonesia.
"Itu bisa dimengerti, karena wisatawan tidak tahu dimana lokasi Bali atau Lombok. Tapi yang mereka tahu adalah Indonesia," katanya. (Lmg)