HUT Kemerdekaan RI, 48 Ilmuwan Diaspora iKUT Simposium Cendekia Dunia

Photo Author
- Minggu, 12 Agustus 2018 | 09:36 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memastikan sebanyak 48 orang ilmuwan diaspora akan hadir dalam Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) di Jakarta pada 12-18 Agustus 2018. 

Para ilmuwan diaspora tersebut berasal dari 11 negara, meliputi Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Australia, Inggris, Swedia, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, dan Kanada. Selama kurang lebih sepekan, mereka diwajibkan untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman, bersinergi menjalin relasi, serta berkolaborasi menghasilkan joint research, joint publication bersama ilmuwan dalam negeri, serta membuka kesempatan short course di luar negeri.

Demikian Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Sabtu (11/08/2018). Menurutnya, program ini bukan sekadar mengembangkan ilmu pengetahuan Indonesia, tapi mempererat tali kebangsaan.

 Pasalnya, masing-masing ilmuwan diaspora akan disebar ke berbagai daerah di Tanah Air untuk bertemu dan menjalin kerja sama, baik dengan mitra risetnya di Indonesia maupun dengan akademisi di perguruan tinggi tujuan. Setidaknya, terdapat 55 perguruan tinggi yang akan dikunjungi para ilmuwan diaspora ini.

"Hal ini menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan itu justru merekatkan, bukan malah menyekatkan. Program bersama ilmuwan diaspora ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk pengembangan SDM Indonesia dengan melibatkan seluruh komponen anak bangsa di mana pun mereka berada," ujar Gufron

Dirjen Ghufron menjelaskan, para ilmuwan diaspora yang hadir telah diseleksi secara ketat dengan melibatkan peran Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) dan Ikatan Ilmuwan Internasional Indonesia (I-4). Kegiatan SCKD sendiri mendapat antusiasme tinggi dari para ilmuwan diaspora. Tercatat, sejak dibuka pendaftarannya pada bulan Juni silam, ada 120 ilmuwan diaspora mendaftar program ini. 

Dengan begitu, ucap Dirjen Ghufron, para ilmuwan diaspora yang telah sukses berkarier di luar negeri tersebut memiliki hasrat untuk tetap mengabdi kepada Ibu Pertiwi.  "Mereka ini datang ke Indonesia tidak hanya untuk pulang kampung, berbincang dengan akademisi dan ilmuwan Indonesia mengenai pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga ikut berkontribusi menyusun rekomendasi kebijakan pembangunan SDM Indonesia," kata Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) itu. (Ati)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X