JAKARTA, KRJOGJA.com - Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan Senin (23/7), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan dipicu oleh kekhawatiran terhadap pasokan minyak yang berlebih.
Harga minyak mentah berjangka Brent merosot tipis sebesar US$0,01 menjadi US$73,06 per barel. Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,37 menjadi US$67,89 per barel. Selama sesi perdagangan berlangsung, harga WTI sempat menyentuh US$69,31 per barel.
Di awal sesi perdagangan, harga minyak mentah sempat terkerek, menyusul sentimen terhadap memanasnya tensi perdagangan antara AS dan China. Selain itu, Kenaikan harga minyak juga dipicu tensi antara AS dan Iran yang memburuk, serta aksi mogok sejumlah pekerja di tiga lapangan minyak dan gas bumi (migas) di Laut Utara Inggris.
Pada Sabtu lalu, Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei mendukung pernyataan Presiden Iran Hassan Rouhani terkait Iran yang dapat memblokir pengiriman minyak dari Negara Teluk jika ekspor minyak dihentikan. "Perhatian tengah terpusat pada tensi geopolitik, khususnya antara AS dan Iran," ujar Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian di Stamford.
Menurut McGillian, secara fundamental, kondisi pasar akan lebih ketat dibandingkan yang diperkiraan pada 12 bulan lalu. Di akhir sesi, harga minyak tertahan seiring kembalinya perhatian pelaku pasar pada potensi kelebihan pasokan global.
Analis Price Futures Group Phil Flynn mengungkapkan Arab Saudi dan sejumlah produsen minyak utama dunia lain mengerek produksi untuk mengimbangi berkurangnya produksi dari Iran, menyusul sanksi yang dikenakan AS terkait pengembangan nuklir Iran. (*)