NEW DELHI (KRjogja.com) – Peraturan servis baru memang menuai banyak komentar buruk dari para pebulu tangkis dunia. Salah satunya datang dari tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin, yang menyebut bahwa itu ide buruk.
Seperti diketahui, federasi tertinggi bulu tangkis dunia (BWF) telah mengumumkan peraturan mengenai servis baru. Nantinya para pebulu tangkis dunia harus menjaga shuttle cock setinggi 1,15 meter di atas lapangan.
Bahkan BWF telah memiliki alat ukur yang nantinya bisa memastikan tinggi shuttle cock yang dipegang oleh server. Nantinya, peraturan servis baru ini akan mulai diujicobakan di ajang selevel All England 2018.
Selain All England, BWF juga merencanakan untuk melakukan uji coba servis baru ini di ajang Thomas & Uber Cup 2018. Hal itu diharapkan bisa meminimalisasi kesalahan yang sering terjadi saat server melakukan servis.
Melihat peraturan tersebut, Marin meragukan hal tersebut bisa dilakukan oleh pebulu tangkis yang yang berbadan tinggi. Marin menegaskan bahwa mereka akan sedikit kesulitan dan tentu akan membungkukkan badannya setiap kali melakukan servis.
“Saya pikir ini bukan ide yang baik. Mungkin ini tidak akan menjadi sulit bagi saya karena saya tidak begitu tinggi. Mungkin bagi pemain yang memiliki badan yang tinggi, ini akan menjadi permasalahan. Tapi kami akan lihat itu,†ujar Marin, mengutip dari Sportskeeda, Rabu (17/1/2018).
Selain memberikan komentar mengenai servis baru, Marin juga keberatan dengan aturan BWF yang mengharuskan pebulu tangkis untuk mengikuti minimal 12 turnamen. Menurutnya, hal itu cukup memberatkan karena sulit untuk merecovery staminanya.
Selain Marin, beberapa pebulu tangkis dunia lainnya juga mengeluhkan aturan BWF yang akan diterpakan mulai 2018 itu. Maklum saja, pebulu tangkis dunia rata-rata tak pernah mengikuti lebih dari delapan hingga 10 turnamen dalam satu tahun. (*)
