JAKARTA, KRJOGJA.com - Deputi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna mengatakan dari 16,53 juta hektar mangrove di dunia, Indonesia hanya memiliki 3,49 juta hektare hutan mangrove atau sekitar 20 persen.
Bahkan dari luas lahan tersebut 1,67 juta ha dalam kondisi baik dan 1,82 juta ha dalam kondisi rusak di sepanjang 95.000 kilometer pesisir Indonesia
Montty menjelakan menurut data Center for International Forestry Research atau CIFOR saat ini ekosistem mangrove mengalami tekanan dengan ancaman laju degradasi yang tinggi mencapai 52 ribu ha pertahun.Â
"Ancaman tersebut berupa alih fungsi lahan, untuk industri, pemukiman, dan tambak, pencemaran limbah domestik, limbah berbahaya dan ilegal logging. Lahan mangrove juga mengalami alih fungsi. Diperkirakan setiap tahun lahan yang beralih fungsi ini mencapai 50 ha. Biasanya menjadi lahan industri dan perumahan. tambak, pencemaran limbah domestik, limbah berbahaya lainnya, illegal logging ,†tegasnya.
Akibatnya, kata Monty Indonesia kehilangan potensi karbon senilai 3,1 miliar dolar As pertahunnya. Padahal, mangrove memiliki nilai penting bagi lingkungan.Â
“Mangrove juga memiliki potensi stok karbon dan dapat menurunkan gas emisi rumah kaca, dengan potensi 3 sampai 5 kali lebih besar dari hutan biasa,†katanya
Dipaparkan, saat ini, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 4 Tahun 2017 tentang Kebijakan, Strategi, Program, dan Indikator Kinerja, Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional. (Lmg)