KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Olahraga tradisional masyarakat Indonesia diharapkan terus berkembang melalui event-event kompetisinya. Olahraga warisan nenek moyang tersebut tak hanya menjadikan badan bugar, namun juga mengandung filosofi positif tentang rasa sportivitas dan berketuhanan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Urip Sihabudin, saat membuka Jambore Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) X se-Jawa Bali di GOR RM Said, Sabtu (4/11/2017). Dalam event tersebut dipertandingkan 21 cabang olahraga tradisional selama Sabtu-Minggu (4-5/11/2017).
“Jambore ini bisa menjadi media untuk mengenalkan berbagai jenis olahraga maupun permainan unik dan klasik, yang generasi zaman sekarang mungkin belum pernah mendengarnya. Dengan jambore ini, diharapkan masyarakat menjadi tahu dan ikut serta bermain, lalu melestarikannya,†katanya.
Jambore Formi X se-Jawa Bali mempertandingkan 21 cabang olahraga, yang terbagi dalam tiga kelompok, yakni kelompok olahraga tradisional dan kreasi budaya, kelompok olahraga kesehatan dan kebugaran, serta kelompok olahraga petualangan dan tantangan.
Kelompok olahraga tradisional dan kreasi budaya mempertandingkan 7 cabang, yakni gateball, hadang, egrang, dagongan, terompah panjang, tarik tambang dan bumerang. Kelompok olahraga kesehatan dan kebugaran mempertandingkan 13 cabang yakni senam jantung Indonesia, senam tera, senam Porpi, langkah dansa, SSI, senam diabetes, SABI, senam Formi, senam gemuh famire, poco-poco olahraga, aerobik, TONNIS dan bola sundul.
Sedangkan kelompok olahraga petualangan dan tantangan mempertandingkan satu cabang, yakni panco.
"Total sekitar 1.000 atlet utusan daerah se Jawa dan Bali. Kabupaten Karanganyar mendapat kehormatan menyelenggarakannya tahun ini. Menjadi tuan rumah, tentu harus merebut semua perolehan nilai," kata Ketua Formi Karanganyar Sumarno. (Lim)